Sukses

Menghindari Bisnis Gagal di Era Digital

Bisnis di era digital terlihat mudah dan menggiurkan tapi banyak yang gugur di tengah jalan. Hindari bisnis gagal dengan cara ini

Liputan6.com, Jakarta Anda boleh semangat untuk wirausaha mengingat semangat bisnis dan membangun usaha di Indonesia sedang tinggi-tingginya beberapa tahun belakangan. Sayangnya, banyak dari bisnis-bisnis tersebut yang berumur pendek dan Anda bisa jadi merasa mokal alias malu karena sudah gagal dalam berbisnis.

Namun patut diingat, ada petuah Minang berujar pebisnis sejati biar pun jatuh tujuh kali, akan bangkit kembali untuk mencoba kedelapan kalinya. Tak ada lagi istilah hilang muka dan berganti dengan nyali setebal gunung. Namun tentunya jangan juga menjadi bodoh alias tidak belajar dari kesalahan-kesalahan terdahulu.

Ingat juga bahwa ini era digital, bukan era kuda gigit besi. Informasi banyak beterbaran dan persaingan juga semakin ketat. Kembali menciptakan bisnis mokal hanya membuat usaha kita kembali mokat alias mati. Lantas, bagaimana caranya menghindari bisnis mokal agar tidak mokat di era digital?

Model bisnis yang lemah adalah salah satu penyebab mencolok bisnis gagal di era digital. Maka, hindari membuat model bisnis yang lemah.

Model bisnis adalah pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilai ekonomi, sosial, dan bentuk-bentuk nilai lainnya. Sebab itu, model bisnis adalah inti suatu bisnis, termasuk maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Tak lupa segala kelengkapannya seperti produk yang ditawarkan, strategi, kebijakan-kebijakan, struktur organisasi, dan masih banyak lagi.

Jadi, merencanakan model bisnis yang baik ibarat membangun fondasi rumah yang kuat.
Sebagai contoh, Irwan Suryady sebagai salah satu pendiri dan General Manager Ralali, B2B Online Marketplace ternama di Indonesia, menyatakan sedari awal, bisnis yang didirikan olehnya menyasar segmen pelanggan yang spesifik sekaligus massal.

Spesifik berarti segmen perusahaan kecil menengah yang membutuhkan produk-produk industri untuk keperluan MRO (Maintenance, Repair, Operational) dan para penjual atau distributor produk-produk industri MRO.

Pemahaman segmen konsumen tersebut didukung dengan pengetahuan masalah, produk yang mampu menjadi solusi masalah tersebut, karakteristik pelanggan, bentuk transaksi yang tepat, hingga pengalaman mengelola bisnis serupa hampir satu dekade.

Kumpulan pengetahuan tersebut memberikan fondasi bagi dirinya untuk membuat model bisnis B2B Online Marketplace yang kokoh. Jika ditanya mengenai jatuh bangun pasti ada. Ibarat perkawinan, jika ada yang menyatakan menjalankan bisnis itu gampang, penuh suka cita, dan penuh bunga, sudah bisa dipastikan yang membuat pernyataan itu sedang berbohong.

Salah satu kunci agar bisnis terus melaju dan tidak tamat di tengah jalan adalah selalu mau belajar. Selalu memperbaiki diri dari waktu ke waktu. Pastikan jika kita menjalankan perusahaan dengan model bisnis yang baik dan selalu diperbaiki dan diperbarui sesuai dengan kemajuan zaman dan perubahan perilaku konsumen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini