Sukses

Marak Pelecehan Seksual, Wanita Jepang Damba Kereta Khusus Pria

Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang lebih setuju dengan keberadaan kereta khusus wanita, ternyata wanita di Jepang punya pendapat lain.

Liputan6.com, Jakarta Kereta api menjadi salah satu transportasi unggulan di Indonesia dan Jepang. Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang lebih setuju dengan keberadaan kereta khusus wanita, ternyata wanita di Jepang berpendapat berbeda. Hal ini dibuktikan dengan hasil riset yang dirilis dari en.rocketnews24.com, Senin (3/7/2017).

Kereta api di Jepang memang dikenal sebagai yang tepat waktu, terlalu padat, dan penuh dengan pelecehan seksual. Pelecehan yang sering disebut dengan ‘chikan’ ini, dideskripsikan sebagai aktivitas pria yang menyentuh orang lain di tempat yang sensitif.

Tentunya hal ini menjadi kekhawatiran besar ketika menggunakan kereta api di Jepang. Untuk itu, Macromill, sebuah lembaga riset di Jepang, membuat penelitian apakah mereka setuju dengan keberadaan kereta khusus pria. Dari 500 pengguna kereta komuter yang diwawancarai dari Tokyo, Kanagawa, Chiba, dan Saitama, ternyata hasil yang ditunjukkan sangat mengejutkan.

Dibanding kereta khusus wanita yang sudah ada di Jepang, Sebanyak 73,9 persen wanita menyatakan mendukung adanya kereta khusus pria. Sedangkan 65,1 persen pria ternyata setuju dibuat kereta khusus pria. Alasannya cukup sederhana, karena menghindari aktivitas ‘chikan’ yang menjadi ancaman wanita.

Wanita akan lebih merasa aman, karena kereta khusus pria akan menghindari mereka dari aktivitas chikan. Sedangkan pria juga merasa lebih nyaman, karena nantinya tidak ada wanita yang salah menuduh mereka melakukan chikan. Padahal mereka hanya tidak sengaja menyentuh wanita, dalam kondisi kereta api yang selalu padat. Apakah di Indonesia akan ada rencana seperti ini?

Saksikan Video Menarik Berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.