Sukses

NTT Bakal Punya Destinasi Wisata Menonton 18 Jenis Paus

Asik, 18 jenis paus bisa mudah ditonton dan jadi destinasi liburan di NTT.

Liputan6.com, Jakarta Nusa Tenggara Timur (NTT) selain dianugerahi bahari yang luar biasa keren, juga diberkahi dengan kekayaan ikan berlimpah.

Bahkan, 18 jenis paus rutin mondar-mandir di perairan NTT. Potensi tadi langsung mendorong Dinas Pariwisata NTT untuk meng-create wisata menonton paus.

Agendanya yang ikut melibatkan The Nature Conservancy (TNC) Indonesia itu siap digelar 2018 mendatang. Lokasinya? Ada lebih dari satu. Dari mulai sejumlah kabupaten di Lembata, Flores Timur, Alor dan sejumlah kabupaten lainnya di Pulau Flores, semua dipastikan siap menjadi destinasi wisata baru tadi.

Memang masih 2018, tetapi yang mau mudik di NTT, tidak perlu cemas. Masih seabreg destinasi wisata alam dan budaya yang bisa dieksplorasi dengan hasil foto-foto yang mengagumkan. “Jangan lupa yang lagi #MudikPenuhPesona, untuk posting foto-foto kalian di semua destinasi yang Anda datangi,” pesan Menpar Arief Yahya.

Di H-4, Kemenpar meluncurkan hastag utama #MudikPenuhPesona dan #WIsataJalurMudik bagi yang sudah bermobil menyusuri Pantura maupun jalur Selatan, menyeberang laut, dan yang kaya akan destinasi wisata. “Pasti akan menemukan banyak foto-foto keren. Share foto-foto Anda, itu akan sangat bermakna bagi Pariwisata,” kata Arief Yahya.

Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu, mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyosialisasikan draf rencana pengembangan dan rencana bisnis menonton paus dan lumba-lumba kepada sejumlah stakeholder di Provinsi NTT. Pihaknya juga intens menjaring masukan untuk penyempurnaan draf itu.

"Perairan provinsi NTT memiliki habitat perairan laut dalam, serta menjadi wilayah perlintasan 18 jenis paus. Termasuk dua spesies paus yang langka dan kharismatik yaitu paus biru (Balaenoptera Musculus) dan paus sperma (Physeter macrocephalus)," kata Marius, Selasa (20/6).

Alamnya sangat menunjang. Dari paparan Marius, kontur kedalaman laut perairan NTT sangat curam. Kontur ini menjadikan kawasan perairannya sangat potensial untuk menjadi akses pengamatan paus”. Semua hal ini akan memberi kontribusi bagi upaya pencapaian tekad pemerintah untuk menjadikan NTT sebagai provinsi pariwisata, serta keinginan mewujudkan NTT sebagai destinasi utama pariwisata di Indonesia pada tahun 2018.,” paparnya.

Marius menjelaskan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah paus merupakan spesies karismatik yang dilindungi sesuai regulasi internasional. Maka, setiap pengembangan kegiatan menonton paus di perairan Indonesia harus dilakukan dalam kerangka manajemen yang ketat.

"Tanpa pedoman yang mewadai yang ditaati oleh seluruh stakeholder, masyarakat dan wisatawan, maka kegiatan ini dapat mengancam kelestarian populasi paus yang melintasi perairan NTT," jelasnya.

Marius berharap semua pelaku usaha melihat itu sebagai potensi baru, sehingga yang memiliki kapal laut dan kapal besar bisa ikut berpartisipasi. "Wisata menonton paus ini juga agar kita mendidik masyarakat untuk bisa memelihara dan mengonservasi biota laut kita, supaya kelestarian alam ini bisa selalu terjaga," ujarnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan, kemunculan paus yang melintasi NTT sedang menjadi bahan perbicangan penggemar wisata bawah laut. "Para penyelam pun sangat ingin berpose di dekat paus itu, karena tidak selalu berkesempatan ketemu dengan paus dengan berbagai jenis itu," kata Menpar Arief Yahya.

Menurut Menpar Arief Yahya, paus yang muncul lama di suatu perairan dan tidak segera pergi itu termasuk atraksi yang pertama di dunia, katanya.

"Ini atraksi yang luar biasa, apalagi bila sampai bisa berfoto dengan paus di NTT," kata Menpar Arief Yahya.

Mantan Dirut PT Telkom itu berharap, hal yang terpenting kemunculan paus itu dijaga. Jangan sampai mati. Jangan sampai terluka .Dan tetap menjadi tontonan alamiah yang eksklusif, hanya ada di NTT, tidak akan ditemukan di seluruh dunia. "Itu poin yang hebat buat pariwisata," kata Menpar Arief Yahya.

Ia juga meminta Gubernur NTT dan para Bupati yang perairannya dilintasi paus, untuk mengatur kawasan itu agar menjadi lebih nyaman, tertib, dan mempertimbangkan konservasi.

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.