Sukses

Krisis Timur Tengah, Wisman ke Bali Justru Meningkat

Krisis yang terjadi di kawasan Timur Tengah tidak berdampak signifikan pada kunjungan wisman ke Bali.

Liputan6.com, Jakarta Krisis di Timur Tengah ternyata tidak berdampak serius bagi pariwisata Bali. Menurut informasi yang diterima dari Badan Pusat Statistik Bali, Kamis (8/6/2017), kunjungan wisman Timur Tengah, khususnya dari Qatar berada di angka yang tidak terlalu besar, sehingga tidak terlalu terlihat dampaknya bagi pariwisata Bali.

Hal senada juga diungkapkan Nia Niscaya, Asdep Kemenpar yang membawahi pasar pariwisata Timur Tengah. Menurutnya, meski berdampak, krisis Timur Tengah tidak menurunkan jumlah kunjungan wisman ke Bali.

"Qatar Airways akan terbang tiga kali sehari pada Juli nanti, tahun lalu membawa sekitar 33 persen dari pasar Timur Tengah. Ya, tentu akan berdampak, karena posisi Doha itu hub bagi pasar Timur Tengah. Tahun lalu Qatar membawa sekitar 65 persen wisman asal Eropa, dan 5 persen asal Amerika, Afrika juga. Qatar Airways salah satu favorit wisman Eropa karena harganya sangat kompetitif dan salah satu airlines terbaik juga," ungkap Nia saat dihubungi Liputan6.com. 

"Semoga saja yang dari Timur Tengah bisa segera beralih dengan menggunakan Emirates, karena per Juli Emirates juga akan terbang dua kali sehari ke Bali. Peak Timur Tengah summer time, saat liburan sekolah dan liburan haji. Semoga ada penyelesaian, karena timingnya ini summer holiday bagi semua pasar," kata Nia menambahkan.

Data BPS Bali sendiri justru menunjukkan peningkatan jumlah wisman yang berkunjung ke Bali. Wisman ke Bali pada April 2017 mencapai 477.464 orang. Jumlah wisman ke Bali pada April 2017 naik sebesar 25,40 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2016.

Menurut kebangsaan, wisman yang paling banyak datang ke Bali pada April 2017 masih warganegara Tiongkok 24,22 persen, Australia 19,19 persen, Inggris 5,01 persen, India 3,91 persen, dan Amerika Serikat 3,88 persen.

Secara kumulatif, mulai dari Januari hingga April 2017, wisman yang datang ke Bali mencapai 1.817.772 orang. Angka ini tercatat lebih tinggi dibanding periode yang sama di tahun lalu. Negara yang mengalami peningkatan jumlah wisman terbesar pada periode tersebut adalah Tiongkok, yaitu sekitar 61,76 persen, dan yang mengalami penurunan terbesar adalah Malaysia, yaitu sekitar 5,30 persen.

Sementara itu, rata-rata lama menginap wisman pada hotel berbintang di Bali secara keseluruhan pada tahun ini mencapai selama 3,19 hari. Menurut lokasi, tercatat rata-rata tamu menginap tertinggi pada bulan terakhir ini memilih Kota Denpasar selama 3,34 hari, dan terendah ada pada Kabupaten Buleleng, yaitu 1,83 hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.