Sukses

Cara Mengatur Uang untuk Anda yang Memiliki Gaji Rp 5 Juta

Anda bergaji Rp 5 juta, dan bingung mengatur pengeluaran? Begini tipsnya.

Liputan6.com, Jakarta Saran untuk selalu menabung rasanya sudah sering dikumandangkan sejak kecil. Memang benar, menabung itu pangkal kaya. Kalau tidak rutin menabung, jangan protes kalau kondisi keuangan merana. Namun masalahnya, tidak semua orang bisa melakukan hal ini dengan konsisten. Alasan yang paling populer adalah gaji kecil. 

Pemikiran seperti inilah yang harus segera dilenyapkan dari kepala. Sebab, bisa atau tidaknya menabung itu tidak tergantung kepada besarnya gaji. Melainkan masalah niat atau tidak niat. Kalau sudah niat, gaji sekecil apa pun pasti bisa disisihkan untuk pos tabungan.

Lalu bagaimana caranya mengatur keuangan supaya bisa menabung secara konsisten? Bagi Anda yang berpenghasilan Rp 5 juta, berikut tips jitu mengelola gaji ala DuitPintar.com:

1. Tagihan atau utang: maksimal 30 persen
Kalau tidak perlu, yang namanya utang memang harus dihindari. Tapi pada kenyataannya tiap orang membutuhkan hal-hal yang nilai belinya tinggi, seperti rumah dan kendaraan untuk membantu aktivitas sehari-hari.

Fasilitas dana pinjaman seperti KTA, kredit multiguna, KPR, dan kartu kredit memang bisa menjadi salah satu solusi saat kita butuh bantuan dana. Tapi bukan berarti kita bisa mengambil cara ini dengan gegabah dan tanpa perhitungan.

Ketika terdesak harus berutang, idealnya total utang yang kita punya jangan sampai lebih dari 30 persen gaji. Kalau gaji per bulan sekitar Rp 5 juta, artinya alokasikan 30 persen untuk pos utang yang memang dibutuhkan.

30% x Rp 5 juta = Rp 1,5 juta. Itulah jumlah total utang ideal selama sebulan. Anda harus berkomitmen untuk mematuhi batas ini supaya keuangan tidak kebobolan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Biaya hidup alias pengeluaran rutin: 40 persen

Dengan kisaran gaji Rp 5 juta, cukup alokasikan 40 persen dari gaji untuk biaya hidup alias pengeluaran rutin.

40% x Rp 5 juta = Rp 2 juta. Bagaimana pun kondisinya, jumlah ini harus cukup untuk kebutuhan hidup. Mulai dari makan, transportasi, sampai pulsa. Tak perlu sering-sering belanja dan nongkrong di kafe jika memang dana di atas dirasa pas-pasan.

Anda harus pintar-pintar mengakali pos keuangan yang satu ini. Misalnya, sering bawa bekal makan dari rumah atau pilih naik kendaraan umum tiap ke kantor.

3. Tabungan: 10 persen
Nah, yang satu ini mungkin akan dibilang klise dan membosankan, padahal dengan penghasilan Rp 5 juta per bulan Anda dapat mengalokasikan 10 persen saja untuk pos tabungan.

10% x Rp 5 juta = Rp 500.000. Meski nominalnya terlihat kecil, jangan pernah meremehkan kebiasaan menabung. Sedikit-sedikit juga bisa menjadi bukit. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, dan tabungan bisa jadi penyelamat saat tak ada solusi dana lain. Untuk pos yang satu ini, langsung sisihkan di awal ketika kita baru terima gaji.

3 dari 3 halaman

4. Dana darurat: 10 persen

Setelah menyisihkan gaji untuk tagihan utang, biaya hidup, dan tabungan, jangan lupa urusan dana cadangan.

Dana darurat atau dana cadangan adalah dana yang sengaja disiapkan sebagai antisipasi berbagai masalah keuangan yang terjadi tiba-tiba atau tidak terduga, misalnya biaya pengobatan di rumah sakit, biaya bengkel karena mobil rusak, atau sejenisnya.

Berapa alokasi gaji yang ideal untuk pos yang satu ini? Cukup 10 persen saja. 10% x Rp 5 juta = Rp 500.000

Tidak ada yang mau hal buruk menimpa diri sendiri atau orang-orang tersayang, tapi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di hari esok bukan? Jadi, lebih baik sedia payung sebelum hujan.

5. Investasi: 10 persen

Setelah semua hal-hal yang menjadi prioritas sudah mendapat alokasi dana, sisa 10 persen dari gaji setiap bulan bisa dialokasikan untuk investasi.

10% x Rp 5 juta = Rp 500.000. Hasilnya memang tidak bisa langsung dirasakan, harus konsisten dan sabar. Investasi adalah tujuan keuangan untuk masa depan. Ibaratnya Anda mendapat pemasukan pasif dengan menyetorkan Rp 500.000 setiap bulan dari gaji Anda.

Banyak jenis investasi yang sesuai dengan kemampuan finansial dan kebutuhan kita. Selama kita memilih institusi yang tepat dan produk investasi yang pas, tak perlu khawatir uang kita bakal hilang sia-sia.

Semakin cepat memulai investasi, manfaat yang akan kita rasakan di masa mendatang pun bakal semakin besar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.