Sukses

Ada Liontin Batuan Druzy di Pameran Surabaya Jewellery Fair 2016

Liontin Batuan Druzy hadir di Pameran Surabaya Jewellery Fair 2016.

Liputan6.com, Surabaya Budaya yang menjadi kearifan lokal juga perlu dilestarikan, karena memiliki karakteristis yang unik di tengah kemajuan peradapan bangsa. Hal tersebut tertuang dan nampak pada pameran perhiasan Surabaya Jewellery Fair 2016 (SJF) yang digelar di grand Ballroom, Shangrilla Hotel, Surabaya, Jawa Timur mulai 27-30 Oktober 2016.

Liputan6.com sempat tertarik dengan sejumlah pernik mulai dari kalung, liontin, gelang dan ada juga cincin yang berhiaskan mutiara serta aksesori pelengkap hijab seperti yang disuguhkan oleh UD Takhaful yang berasal dari Kediri, Jawa TImur.

Aksesori tersebut ditawarkan mulai dari harga terendah Rp 50 ribu hingga di atas Rp 1,5 juta. Di stand tersebut menawarkan batuan Druzy asal Pacitan, Jawa Timur yang ikatnya terbuat dari bahan tembaga.

"Batuan Druzy sendiri banyak kita jumpai di beberapa wilayah seperti Pacitan, Jawa Timur.

"Saya mengawalinya dulu sering mendapatkan supply batu druzy dari penjual yang berdomisili di Pacitan," kata Ervina pemilik rumah pernik UD Takhaful, pada Liputan6.com, di Grand Ballroom, Lt 2.

Contohnya saja satu set kalung liontin, cincin dan gelang yang diberi tema blue ocean Bunaken.  Dikatakan oleh Ervina pemilik UD Takhaful kepada Liputan6.com bahwa penamaan blue ocean Bunaken sendiri merupakan pengalaman dirinya usai pulang dari Taman Laut Pulau Bunaken, Sulawesi Utara, setahun silam.

"Kesannya memang biru yang saya ingat dan itu masih terbayang keindahan taman laut yang indah dan biru. Lalu untuk desainnya suami saya yang menggambar untuk kalung liontin," kata Ervina Melpa Wahyudiono, SE pemilik toko rumah pernik UD Takhaful ini. 

Kesan elegan dan mewah nampak pada satu set perhiasan wanita yang dipajang, tak hanya Blue Ocean Bunaken, tema keindahan Nusantara juga diaplikasikan pada satu set liontin, gelang dan cincin lainnya.

Seperti Beatuy of Jepara, dan juga artistik Minangkabau. Terukir pada liontin dan gelang serta cincin tersebut. Diakui oleh perempuan kelahiran Palembang ini bahwa dirinya mengangkat tema Nusantara yang ditawarkan.

"Saya lebih mengangkat tema dan budaya Indonesia mulai dari lekukan keindahan ornamen Jepara juga ada di bagian lekukan liontin dan ornamen  Minangkabau saya juga hadirkan di aksesori berciri khas dari masing-masing daerah tersebut," ujarnya.

Memang, dari kejauhan kesan elegan mewah terpancar dari tembaga yang berwarna emas dan mampu menarik setiap pengunjung di pameran Surabaya Jewellery Fair 2016 ini.

Saat ditanya membutuhkan berapa perajin untuk membuat hasil kerajinan tangan berupa cincin, liontin serta gelang tembaga? Perempuan yang mengaku memiliki dua putra ini mengatakan memiliki 15 pekerja yang terdiri dari 9 orang perajin dan 6 lainnya sebagai marketing pemasaran dari hasil kerajinan tersebut.

Sementara untuk pembuatan asesoris sendiri tidak sampai memakan waktu satu minggu.

"Usaha yang saya jalani ini memang masih tergolong baru, dan sudah berjalan mulus satu setengah tahun ini, April tahun depan terhitung dua tahun pas saya menjalani usaha pernak pernik ini," ujar Perempuan berusia 40 tahun ini.

Dirinya juga menceritakan bahwa usahanya berawal pada saat dirinya resign dari pekerjaannya sebagai staf perbankan. Ia kemudian memulai usaha ini sejak tahun 2012.
Hingga berjalannya waktu, omset dalam satu bulan yang didapat Rumah Pernik UD Takhaful diakuinya mencapai 25 Juta. Saat ini produk yang diproduksi Ervina berhasil merambah kancah internasional, ia mengekspor produknya ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Timor Leste. Ia bahkan telah berhasil meraih kemenangan dalam kategori Women Enterpreneurship Kediri dalam Anugerah UKM dan Pelaku Usaha Unggulan, Kediri.

"Awalnya memang saya dulu hanya sering ikut ikut pelatihan membuat manik-manik seperti bros untuk hijab dan akhirnya guru saya juga menawarkan untuk mengembangkan minat saya dan juga mengalir order ada yang peminat ya menyesuaikan tuntutan akhirnya berkembang dan didukung oleh suami tentunya untuk desainnya berjalan sampai saat ini," ujar Ervina.

Dalam koleksi yang ia pamerkan, ada sebuah liontin yang sepintas mirip dengan yang pernah digunakan oleh Dewi Sekartaji, seorang Putri Raja Kediri (dulu bernama Kerajaan Dhaha) yang bernama Prabu Lembu Amiluhur.

"Ceritanya memang saat itu saya melihat ornamen candi memang sepintas mirip dengan kalung yang dikenakan Dewi Sekartaji," tutupnya.

(Dhimas Prasaja)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini