Sukses

Dampak Buruk dari Stres Bagi Kondisi Otak

Tahukah Anda dampak buruk dari stres yang dapat mempengaruhi kondisi otak? Simak di sini.

Liputan6.com, Jakarta Stres merupakan sebuah persoalan yang dapat disebabkan oleh berbagai alasan. Tak hanya melibatkan perasaan yang tidak menyenangkan, namun juga memiliki efek samping yang tak terhitung pada pikiran, hingga tubuh.

Anda semua perlu belajar bagaimana mengatasi stres, untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit. Berikut ulasan yang dikutip dari situs Lifehack, Rabu (26/10/2016) bagaimana stres dapat berpengaruh pada kondisi otak Anda.

Stres bisa merestrukturisasi otak Anda

Stres tidak selalu negatif. Hal ini juga dapat membantu seperti ketika Anda bersaing dalam sebuah kompetisi olahraga, atau harus tampil di atas panggung. Stres dapat memberikan ledakan energi yang dibutuhkan.

Namun efek negatif dari stres dapat secara perlahan merestrukturisasi otak Anda. Ketika stres mempengaruhi otak Anda, HPA (hipotalamus-hipofisis-adrenal) aksis diaktifkan.

Hipotalamus adalah bagian tengah otak, dan dapat melepaskan senyawa yang bergerak ke kelenjar pituitari. Hal ini kemudian melepaskan ACTH hormon (adrenocorticotrophic) yang dilepaskan ke dalam aliran darah. Pada gilirannya ini melepaskan hormon stres kortisol.

Ketika kortisol hadir, tubuh dalam keadaan antisipasi, siap beraksi. Hal ini memiliki efek negatif pada otak. otak tidak dapat mengatasi adrenalin dengan baik, sehingga mulai timbulah efek negatif pada tubuh.

Kortisol bertanggung jawab atas ketersediaan pasokan energi pada tubuh manusia (karbohidrat, lemak dan gula) ketika menanggapi situasi stres.

Namun bila kondisi stres berkepanjangan, otot mulai rusak, dan kita akan berhadapan dengan respons tubuh yang menurun. Lama kelamaan sistem kekebalan tubuh juga akan mulai menurun. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stres Dapat Membuat Otak Anda lebih kecil

Stres dapat membuat otak Anda lebih kecil

Bila tubuh dalam kondisi terus menerus stres dan meningkatnya tingkat kortisol akan menurunkan kemampuan otak untuk belajar, dan mengingat memori.

Area otak yang mengontrol sifat-sifat ini (Hippocampus) juga akan mulai membatasi aktivitas aksis HPA. Bila kondisi stres kian memburuk seseorang juga tidak dapat mengendalikan diri dengan maksmial.

Kortisol juga dapat membuat otak Anda mengecil. koneksi Syanptic menghilang ketika ada terlalu banyak kortisol dan bagian depan otak yang menentukan penilaian, perilaku sosial, dan pengambilan keputusan juga akan menyusut.

Depresi adalah risiko ketika hal ini terjadi, karena sel-sel otak kurang dikembangkan, dan Anda terjebak dalam siklus negatif dalam otak.

Atasi stres dengan latihan dan meditasi, hal ini juga dapat meredakan ketegangan. Meditasi dapat membuat otak kita fokus, dengan kata lain, tidak terlalu mengkhawatirkan pada hal-hal yang telah terjadi atau hal-hal yang belum terjadi.

Cobalah untuk menurunkan tingkat stres demi kesehatan tubuh dan otak Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini