Sukses

Jatuh Bangun Yasa Singgih, Pengusaha Muda dari Keluarga Sederhana

Jatuh bangun Yasa Singgih memulai usaha fashion dari nol hingga mendapat penghargaan dari Forbes.

Liputan6.com, Jakarta Jika banyak yang beranggapan pengusaha muda yang sukses memulai karir dengan latar belakang keluarga konglomerat dan serba ada, hal itu tidak semuanya benar. Seperti yang dialami oleh pengusaha muda Indonesia Yasa Paramitha Singgih. Pengusaha yang berusia 20 tahun ini memulai bisnisnya dari nol. Berbekal kerja keras dan usaha yang tidak kenal lelah ia terus bangkit meski beberapa kali gagal membuat label fashion pria Men's Republic miliknya agar sukses mendapatkan tempat di pasar pecinta fashion.

Yasa merupakan anak biasa yang pada usia muda menghabiskan waktu dengan bermain dan belajar. Ia berasal dari keluarga sederhana dan berkecukupan. Namun kehidupannya berubah saat ia memasuki usia 15. Sang ayah terkena penyakit hipertensi dan serangan jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah. Hal ini mengharuskan ayahnya untuk melakukan proses medis pemasangan ring sebagai tindakan pengobatan. Saat itu ayahnya mengungkapkan sesuatu kepada ibunya. Kalimat ayahnya inilah yang membuatnya terpicu untuk segera memulai bisnis.

"Dari pada harus memasang ring, mending uangnya dipakai untuk sekolah anak-anak bu," ungkap ayahnya saat itu, seperti yang diutarakan Yasa saat mengisi program Inspirato di Liputan6.com, Rabu (6/4/2016).

Kalimat dari sang ayah seperti cambukan bagi dirinya. bahkan ketika sudah sekarat, keluarganya tidak memiliki cukup uang untuk ayahnya berobat dan biaya sekolah ia dan kakak laki-lakinya. Saat itu dengan bermodal tekad yang kuat ia memulai menjadi pengusaha, agar ia bisa membiayai hidupnya sendiri dan membantu pengobatan sang ayah.

Mengawali usahanya, Yasa mendapat pesanan baju kaos. Ia membuatnya dengan modal awal Rp 700 ribu yang ia dapat setelah bekerja sebagai pembawa acara di beberapa acara ulang tahun Pensi di sekolah-sekolah.

Yasa Singgih memulai usahanya dari nol hingga kini bahkan terpilih sebagai 30 anak muda paling berpengaruh versi Forbes

Permasalahan awal timbul, ketika kemampuan desain Yasa tidak dapat begitu baik. Ia berusaha dengan modal tekad yang kuat. Akhirnya ia menggunakan aplikasi sederhana yaitu Microsoft Word. Pria kelahiran 1995 ini menggabungkan dua gambar baju kaos polos berwarna putih dan gambar Soekarno. Untuk menyempurnakan desain ini ia menambahkan tulisan Indonesia yang berwarna merah. Jadilah desain pertama Yasa yang berbekal modal dan fasilitas seadanya.

Belum lengkap jika menjalani usaha tanpa jatuh dan bangun kembali. Yasa juga mengalami hal yang sama. Ia juga sempat membuka bisnis kuliner. Sebuah kedai kopi sederhana dengan nama kedai Ini Teh Kopi. Namun bisnisnya ini bangkrut dalam waktu 10 bulan. Saat itu ia mengalami kerugian mencapai Rp 100 juta. 

Berbagai tantangan hadir dalam perjalanan bisnisnya, namun Yasa tetap semangat dan yakin akan usahanya. Pada tahun 2012 saat dunia teknologi mulai berkembang. ia mempromosikan produknya melalui Black Berry Messanger. Yasa juga bahkan menjajakan produknya di emperan toko. Pada awalnya ia mengambil barang di pusat grosir Tanah Abang. 

Pada tahun 2014, akhirnya Yasa menemukan fokus usahanya. Melihat brand khusus pria yang jarang di pasaran. Kalaupun ada, memiliki desain yang kurang maskulin, sehingga membuat Yasa memutuskan untuk fokus pada brand fashion pria yang berbasis online dengan nama brand Men's Republic.

Yasa Singgih memulai usahanya dari nol hingga kini bahkan terpilih sebagai 30 anak muda paling berpengaruh versi Forbes

Pada awalnya logo brand dari Pria kelahiran Bekasi ini sangat sederhana. Ia bahkan mengungkapkan dirinya kurang suka dengan logo tersebut. Namun kini logo Men's Republic telah berubah seiring perkembangan usahanya. Dari usahanya ini, Yasa bahkan mendapat penghargaan dari Forbes sebagai salah satu dari 30 pengusaha muda di dunia yang berpengaruh dalam industri e-commerce. 

Men's Republic hadir dengan harga terjangkau di bawah Rp 500 ribu. Produknya juga hanya dipasarkan melalui pemesanan online. Berada di puncak kesuksesannya Yasa tidak mendapatkannya secara instan banyak perjuangan dan jatuh bangun yang ia alami sebelumnya. Ia hanya memiliki visi dan pemikiran bahwa hidup hanya sekali, melakukan yang terbaik sebelum menyesal nanti.

"Banyak orang saat tua menyesal bukan dengan apa yang mereka lakukan tapi dengan apa yang belum mereka lakukan," tutupnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini