Sukses

Seorang Pastor Kedapatan Konsumsi Narkoba

Pastor Stephen Crossan (37) sedang kedapatan menghirup kokain, minum bir dan whiskey.

Liputan6.com, Jakarta Namanya manusia, bisa saja dengan mudah berbuat salah, termasuk pastor. Demikian halnya yang terjadi pada seorang pastor Gereja Katolik Roma. Dalam sebuah rekaman video di sebuah ruangan bawah tanah yang dipenuhi dengan memorabilia Nazi, Pastor Stephen Crossan (37) sedang kedapatan menghirup kokain, minum bir dan whiskey.

Dalam video footage ini, sang pastor kedengaran mengatakan "Saya seharusnya tidak melakukan ini," sebelum menghirup bubuk putih dari sebuah piring sementara dia berbicara pada temannya.

Video yang diperoleh oleh The Sun, Hari Minggu kemarin ini direkam usai pesta yang dilakukan dua hari bersama teman-temannya di rumah sang pastor (pastoran).

Crossan mengakui mengonsumsi kokain dan mengatakan sebenarnya dirinya tidak punya masalah dengan narkoba. "Saya hanya melakukannya hanya untuk malam itu saja," katanya.

Sebuah sumber mengatakan bahwa sejumlah orang sedang pesta di pastoran dari jam 11 malam hingga jam 7 pagi dan saling memberi salam ala Nazi setelah si empunya rumah menyuruhnya segera pulang.

Memorabilia Nazi memang tampak di mana-mana di ruangan pastoran, menurut sang sumber. Ada di bendera, topi, dan tongkat dengan ujung atasnya patung rajawali dengan lambang swastika dan di alas tongkat tempat menggantung mantel sang pastor.

"Pokoknya hampir di seluruh rumah. Di satu momen, si pastor meletakkan topi dan memberi salam dengan gaya Nazi. Mengejutkan juga. Sebagai pemimpin umat, seharusnya dia tidak mengonsumsi narkoba,"ujar sang sumber. Disebutkan pula bahwa Pastor Crossan mengonsumsi bir dan whiskey Jack Daniels.

Sang pastor yang tinggal di ruang bawah di Gereja Santo Patrick di Banbridge, Irlandia Utara menyangkal bahwa dirinya adalah seorang Nazi dan menyebutkan bahwa memorabilia itu ada di tempatnya karena dia gemar mengoleksi barang-barang itu.

Dia juga menyebutkan sedang mengalami depresi serta sedang sakit saat footage itu diambil. Pastor Crossan mengatakan bahwa dia telah meninggalkan gereja namun kembali lagi ke paroki atau pastoran tersebut. Sementara, juru bicara keuskupan menyebutkan bahwa sang pastor memang sedang dibantu mengatasi beberapa masalah yang dihadapinya.

Pastor Crossan pernah belajar di (Seminari) Kolese Santo Patrick Mynooth dan lulus teologi pada 2007. Selama pendidikan di Maynooth, banyak kegiatan pelayanan sudah dia lakukan seperti mengunjungi penjara dan orang sakit di beberapa rumah sakit.

Dia ditunjuk menjadi pastor pembantu di Paroki Santo Petrus, Lurgan dan Paroki Tullysh pada 2012.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini