Sukses

Apakah Pernikahan Sebuah Jawaban?

Pernikahan yang sejatinya menjadi pintu kebahagiaan kerap menjadi mimpi buruk yang tak terbayangkan.

Liputan6.com, Jakarta Pernikahan muncul dari ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita yang bertujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.

Namun demikian, alih-alih ingin menciptakan keluarga yang bahagia berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa, perempuan justru banyak menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga saat terikat dalam suatu pernikahan. Data Komnas Perempuan menunjukkan, sepanjang tahun 2014 terjadi 293.220 kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia yang menjadikan perempuan sebagai korban. 

Kekerasan dalam rumah tangga yang kerap dialami perempuan tentu memunculkan pertanyaan, apakah pernikahan kini benar-benar bisa menjadi jawaban? Tak heran jika Journal of Social dan Personal Relationship yang dikutip Kamis (18/2/2016) menunjukkan, seseorang yang telah menikah justru merasa lebih banyak dirundung masalah hidup ketimbang mereka yang melajang.

Berikut beberapa faktor yang menyebabkan pernikahan justru menjadi mimpi buruk ketimbang menjadi jawaban solusi bagi kehidupan.

Menikah karena Status
Bagi kebanyakan orang Indonesia status ‘menikah’ tentu dianggap lebih baik daripada ‘belum menikah’ atau ‘tidak menikah’, apalagi bagi mereka yang perempuan. Maka tak heran jika kebanyakan perempuan rela menikah dengan laki-laki manapun demi mengejar status, meski tidak sesuai dengan ekspektasi. Alhasil banyak pasangan tidak menemukan muara kebahagiaan dari pernikahan itu sendiri.

Menikah karena Ingin Lari dari Beban Hidup
Banyak orang menganggap bahwa pernikahan adalah cara untuk lari dari beban hidup. Bagi perempuan misalnya, dengan menikah, mereka menganggap tidak perlu lagi bekerja dan mengejar karier, karena semua sudah ditanggung suami. Pernikahan yang dilandaskan atas dasar tersebut tentu meninggalkan permasalahan di rumah tangga kelak.

Menikah hanya Dijadikan Penghalang Dosa Perilaku Seks
Menikah bukan hanya perihal seks, meski pernikahan dalam semangat religiusitas dianggap mampu membebaskan seseorang dari zina seksual. Ada banyak tantangan lain yang perlu dihadapi bersama saat menjalin bahtera rumah tangga, selain persoalan seks. Pernikahan yang hanya berlandaskan seks semata tentu tidak akan bertahan lama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.