Sukses

Nama `Manggarai` dan Latar Belakang Sejarahnya

Manggarai di Jakarta Selatan jadi kawasan yang strategis bagi para komuter untuk menjangkau tempat mereka bekerja.

Liputan6.com, Jakarta Kawasan Manggarai merupakan salah satu tempat di ibukota Jakarta yang kerap sibuk hampir setiap hari. Hal tersebut tidak mengherankan, pasalnya daerah ini menjadi tempat yang strategis bagi para komuter untuk menjangkau tempat mereka bekerja.

Namun demikian tidak banyak orang yang menyadari bahwa nama 'Manggarai' berkaitan erat dengan nama daerah yang ada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Menurut buku “Asal-usul Nama Tempat di Jakarta” tulisan Rachmat Ruchiat yang dikutip Selasa (8/12/2015), nama 'Manggarai' kemungkinan diberikan oleh kelompok penghuni awal, yaitu orang-orang dari Flores Barat.

Orang-orang Flores yang bermukim sengaja menamakan kawasan yang mereka tempati di ibukota Jakarta tersebut dengan nama Manggarai. Hal ini bertujuan sebagai pengikat kenangan pada kampung halaman yang mereka tinggalkan.

Bukti bahwa nama Manggarai yang ada di Kotamadya Jakarta Selatan ini berkaitan erat dengan nama daerah yang ada di Nusa Tenggara Timur adalah ditemukannya Tari Lenggo. Sebelum pecah Perang Dunia II, di Manggarai berkembang sebuah tarian yang dikenal dengan nama Lenggo, yaitu tarian yang diiringi orkes berupa tiga buah rebana biang.

Jaap Kunst, seorang ahli etnomusikologi, dalam bukunya Music in Java jilid II, menyajikan gambar tarian tersebut. Seiring perkembangan waktu, nama tarian ini lambat laun berubah menjadi Belenggo, dan menjadi salah satu tari tradisi dari Betawi.

Bukti ini kemudian diperkuat dengan keterangan Abdurrahman, mantan Kepala Jawatan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang mengakui bahwa di Bima juga terdapat tarian sejenis, namanya pun sama, yakni tari Lenggo.

Bukti tersebut menunjukkan bahwa tidak mustahil kalau tari Belenggo Betawi merupakan perkembangan dari tari Lenggo Bima, dan memperkuat adanya kaitan yang sangat erat antara nama 'Manggarai' di Jakarta Selatan dengan salah satu nama daerah di Nusa Tenggara Timur.

Mengingat lokasinya yang sangat strategis, Belanda membangun bengkel dan stasiun kereta api di kawasan ini. Selain itu, Belanda juga membangun sebuah komplek perumahan di sekitar stasiun yang nampak seperti dibangun tanpa perencanaan yang tepat.

 

*Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.