Sukses

Penderita Vitiligo Tembus Seleksi America’s Next Top Model

Salah seorang peserta America's Next Top Model adalah penderita Vitiligo. Siapa dia? Simak artikel berikut ini.

Liputan6.com, New York Ajang pencarian bakat modeling America’s Next Top Model kembali akan digelar. Acara yang dibuat oleh supermodel Amerika Tyra Banks ini memang kerap menciptakan wacana isu-isu fesyen yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan. Pada cycle-11, seorang peserta transgender Isis King turut serta dalam ajang tersebut. Sebelumnya, cycle-8 dibuat khusus untuk model-model berukuran tubuh ekstra.

 

Pada cyle-21 yang akan tayang tahun ini, seorang kontestan bernama Chantelle Brown Young hadir dengan sebuah kondisi klinis kulit yang unik. Kondisi remaja putri usia 19 tahun yang mengidap Vitiligo ini tak mustahil memicu bahasan tentang konsep kecantikan dalam kaitannya dengan ragam alamiah fisik orang-orang.

 

Seperti dilansir dari dailymail.co.uk Sabtu (10/5/2014), Chantelle yang berasal dari Toronto didiagnosa mengidap kelainan pigmentasi ini sejak umur 4 tahun. Tumbuh dengan kondisi kulit yang juga dialami oleh King of Pop Michael Jackson, Chantelle kerap mengalami bullying dari teman-temannya. Gadis Sapi adalah julukan yang diberikan pada Chantelle.

 

Namun kondisi kulit belang Chantelle ternyata diapresiasi sebagai satu bentuk estetika di dunia fesyen dan modelling. Telah berjalan di berbagai fashion show, tampil di video klip lagu dan difoto oleh fotografer kenamaan Nick Knight yang juga memotret Kate Moss adalah beberapa prestasi yang diraihnya.

 

Ia menyebut dirinya sendiri sebagai `Vitiligo Spokesmodel` di akun instagramnya yang telah memiliki 100.000 follower. Baru-baru ini dirinya diundang ke SMA tempatnya belajar untuk berbicara tentang tindak bullying yang dialaminya.

 

Keluarga Chantelle memberi dukungan penuh atas keikutsertaannya di America’s Next Top Model. Lisa Brown, ibunya mengatakan “Saya bergetar melihat dirinya berada pada tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi. Saya tak berhenti berterima kasih pada Tuhan atas berkat yang indah ini”.

 

Chantelle pertama kali berbicara pada publik mengenai kondisi kulitnya pada tahun 2011 melalui sebuah video yang diunggahnya ke Youtube. “Ada orang yang memiliki kulit hitam. Ada orang yang memiliki kulit putih. Aku memiliki keduanya,” ucapnya dalam video tersebut.

 

Ada satu masa dimana Chantelle berpikir untuk bunuh diri. Kepindahannya bersama keluarga dari Amerika ke Canada membuatnya punya awal yang baru untuk fokus ke depan. Menghargai dirinya sendiri adalah hal yang disebutnya sebagai titik perubahan hidup. “Aku mencintai diriku dan dari hal itu aku dapat memanfaatkan kesempatan yang datang. Aku berterima kasih pada Tuhan untuk semua ini. Cobalah untuk mencintai diri Anda, ” pesannya kepada orang-orang.

 

Vitiligo terjadi pada 1 persen orang dari total populasi global. Kondisi klinis kulit ini terjadi karena sel pigmen melanocytes hancur pada area tertentu. Hal ini menyebabkan depigmentasi kulit, membuat kulit area tertentu menjadi putih. Kondisi ini dapat terjadi pada semua warna kulit. Hanya saja pada kulit-kulit berwarna gelap, kondisi tersebut tampak lebih jelas.

 

Sebab pasti vitiligo sampai saat ini belum diketahui. Sebagian besar ahli berpendapat bahwa vitiligo adalah proses auto-imune tubuh yang salah target dan malah menyerang sel pigmen kulit. Sampai saat ini belum ada obat untuk menghentikan proses tersebut. Perawatan yang saat ini ada hanyalah untuk memperlambat proses meluasnya kehilangan pigmen. (Bio/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.