Sukses

Aktor Hollywood Pendonor Sperma Perjuangkan Hak Asuh Anak

Jason Patric adalah aktor Hollywood yang kini tengah memperjuangkan hak asuh anak hasil donor sperma yang dilakukannya.

Liputan6.com, New York Teknologi berkembang, wacana kebudayaan memiliki topik-topik baru. Donor sperma adalah salah satu hasil kemajuan teknologi yang memicu debat budaya tentang esensi keluarga. Kasus donor sperma yang selama 2 tahun terakhir menjadi buah bibir hangat di Amerika sedang dialami oleh seorang aktor Hollywood, Jason Patric.

 

Jason memperjuangkan hak asuh untuk anak hasil dari donor spermanya. Di dunia perfilman, Jason dikenal sebagai bintang film The Lost Boys (1987) dan Speed 2: Cruise Control (1997) yang dibintanginya bersama aktris Sandra Bullock. Selazimnya selebriti Hollywood, kisah kasih sesama selebriti juga dialaminya, salah satunya adalah dengan aktris Julia Roberts.

 

Permasalahan yang tengah dihadapi Jason berawal dari cerita romansanya dengan seorang wanita bernama Danielle Schreiber, anak dari pengacara dan investor ternama. Dilansir dari nytimes.com Jumat (9/5/2014), Jason dan Danielle bertemu pada tahun 2002. Sejak pertemuan itu, romansa terjalin. Janinan putus-sambung berlangsung selama sepuluh tahun.

 

Menurut keluarga Danielle, Danielle sudah lama ingin jadi ibu. Namun usaha untuk membuahkan anak dengan Jason mengalami kendala klinis hingga tak kunjung membuahkan hasil. Pada tahun 2009, keduanya memutuskan untuk mengambil cara inseminasi buatan di mana Jason mendonorkan spermanya kepada Danielle. Pada saat itu Jason dan Danielle tak menjalin hubungan asmara tapi relasi keduanya tetap baik.

 

Dari hasil inseminasi buatan itu lahirlah anak yang dinamai Gus. Nama itu diambil dari nama kakek Danielle. Nama tengah Gus adalah Theodore yang diambil dari sebuah nama di keluarga Jason. Kehadiran sang bayi ternyata membuat jalinan asmara yang terputus menjadi tersambung kembali. Meski demikian jason dan Danielle tak pernah secara resmi menjadi pasangan.

 

Dikatakan oleh Jason bahwa selama dua tahun semenjak saat itu, dirinya menjalankan peran sebagai orangtua Gus. Gus yang kini berusia 4 tahun memanggil Jason dengan sebutan `Dada`. Pada tahun 2012, Jason dan Danielle memutuskan untuk benar-benar berpisah. Jason kemudian mengajukan permohonan pada pengadilan untuk mendapat hak asuh bersama. Mediasi dilakukan pengadilan untuk permohonan tersebut.

 

Saat mediasi berlangsung, Jason masih dapat menemui anaknya. Namun satu ketika Danielle mulai menghalang-halangi Jason untuk menemui Gus. Tentang hal ini, pengacara Danielle, Fred Heather mengatakan bahwa Danielle melakukan hal itu karena melihat Jason semakin lama semakin terasa mengancam dan tak bersahabat.

 

Dikatakannya bahwa Danielle merasa khawatir akan keamanan Gus dan dirinya sendiri. Jason tak membenarkan hal tersebut dan menyatakan Danielle berusaha untuk merebut hak asuh anak dengan memanfaatkan celah dari hukum mengenai donor sperma.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hukum California

Hukum California

 

Menurut Profesor Naomi R. Cahn dari George Wasington University, penulis buku Test Tube Families, California seperti negara-negara bagian lain di Amerika memiliki hukum yang saling berkonflik terkait pendonor sperma.

 

Sebuah undang-undang menyatakan bahwa tiap orang dapat menyatakan diri sebagai orangtua bila ia menerima kehadiran anak dalam kehidupannya dan secara terbuka merawat anak tersebut sebagaimana anak kandungnya.

 

Namun undang-undang lain menyatakan bahwa seorang pendonor sperma yang mendonorkan spermanya untuk seseorang yang tak terikat hubungan pernikahan dianggap sebagai bukan ayah kandung anak yang dihasilkan, kecuali bila sebelumnya ada persetujuan yang menyatakan lain.


 

Jason dan Danielle tak punya persetujuan legal seperti itu. Hal ini membuat Danielle memenangkan kasus ini. Jason mengajukan banding untuk keputusan pengadilan. Fred Silberberg, pengcara Jason mengatakan bahwa meski tak memiliki persetujuan legal, ada banyak dokumen legal yang menjadi bukti bahwa Danielle menyatakan Jason sebagai ayah Gus.

 

Salah satunya adalah form `Intended Parent` yang ditandatangani oleh Jason di klinik donor sperma. Sudah jelas juga bahwa Danielle membiarkan Gus memanggil Jason dengan sebuatan `Dada`. Berkaitan dengan penggunaan istilah `Dada`, Danielle menjelaskan bahwa hal itu dimaksudkan hanya agar Gus tahu asal-usul dirinya dan bukan sebuah rekognisi bahwa Jason adalah orangtua legalnya.

3 dari 3 halaman

Masalah Moral

Masalah Moral

 

Kini sebuah rancangan undang-undang tengah dibahas legislator California agar nantinya tak ada lagi kekaburan mengenai relasi pendonor sperma dengan anak terkait status orangtua. Jason menganggap bahwa kasus yang dialaminya ini sesungguhnya tak terkait sama sekali dengan perihal donor sperma dalam hukum. Menurut Jason kasus ini adalah bahasan moral dimana dirinya dengan sengaja dijauhkan dengan anaknya.

 

Jason berkata “Hal ini sangat menghancurkan kehidupan saya. Gus tinggal 10 menit dari tempat tinggal saya namun sudah 63 minggu saya tak bisa menemuinya. Tahukah Anda bahwa hal ini sangat memilukan hati?”. Bulan Oktober 2013, Jason membuat sebuah yayasan Stand Up for Gus yang telah berhasil menggalang dana sebanyak US$ 200.000 (sekitar Rp 2,3 miliar).


 

Dana tersebut akan digunakan untuk membantu para pendonor sprema yang mengalami masalah serupa yang terkendala biaya dalam menangani kasusnya. Dukungan teman sesama selebriti datang dari Mel Gibson, Ben Affleck, Matt Damon dan lain sebagainya. Danielle berupaya untuk menghalangi tindakan Jason dalam menggunaka nama Gus di akun Twitter, Facebook, dan yayasan yang didirikan. Pengadilan tak mengizinkan upaya Danielle tersebut.

 

Kasus hukum Jason dan Danielle memunculkan perdebatan moral di Amerika tentang esensi keluarga. Prof. Naomi R. Cahn dari George Washington University mengatakan “Kasus ini menjadi hangat karena semakin lazimnya pembentukan keluarga melalui proses-proses yang tak melibatkan pernikahan konvensional”. Bagaimana tanggapan Anda mengenai permasalahan ini?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini