Sukses

Wangi Rock dan Feminitas dalam Balutan Extatic Balmain

Extatic adalah hasil karya Balmain yang menginjeksi spirit rock pada wewangian feminin dan mewah. Hirup Aromanya dan Anda akan memahaminya.

Liputan6.com, Jakarta Mana yang lebih mengganggu, berada di dekat seseorang yang gaya berbusananya tak sedap dipandang atau seseorang yang aroma tubuhnya tak sedap dihirup? Menghadapi pertanyaan ini, sebagian kita mungkin baru sadar betapa mendasarnya hal terkait indra penciuman ini.

Ketika diri Anda sudah berada pada level artistik, parfum tak akan lagi jadi sekadar sebuah jalan untuk menghadirkan kenyamanan indra penciuman atau menambah rasa percaya diri. Bahkan alih-alih menjadikan parfum sebagai identitas diri, Anda yang artistik akan menjadikan parfum sebagai ekspresi diri dan konsep fashion.

Extatic adalah hasil karya rumah mode lux asal Prancis Balmain yang membawa sebuah konsep ekspresi dan fashion. Anda tak akan menemukan kata ini di dalam kamus. Untuk memahami artinya, Anda perlu menghirupnya.

Berinteraksi dengan parfum ini rasanya seperti bertemu dengan wanita Balmain yang tampil classy dan feminin. Jelas ada kemewahan yang hadir pada parfum ini. Namun kemewahannya bukan kemewahan yang mencolok melainkan terbungkus dengan kesopanan dan elegansi yang berkelas.

Apa yang ada di balik `bungkusan` tersebut adalah sebuah kejutan yang diinjeksi oleh Balmain pada parfum ini. Emilie Coppermann sang perancang Extatic memberi sentuhan konsep berbeda di balik elegansi kemewahan Extatic.

Jika kembali menggunakan analogi Wanita Balmain, maka Wanita Balmain yang berkelas itu ternyata memendarkan feminitas yang lebih wild dan naughty yang siap untuk mengeksplorasi kesenangan hidup dengan cara-cara yang lebih bebas dan rock.

Hal ini tentu merupakan sebuah kesegaran konsep dari sebuah rumah mode mewah sekelas Balmain. Butuh keberanian untuk melakukan manuver fashion ini. Extatic hadir dalam botol kaca berdesain moderen dengan paduan rasa klasik. Warna emas dan hitam menjadi simbol dari kemewahan dan elegansi Extatic.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peluncuran Extatic di Indonesia

Peluncuran Extatic di Indonesia

 

Extatic diluncurkan dalam tiga ukuran, yakni 90 ml, 60 ml dan 40 ml. Sebagaimana disebut oleh pihak parfum Balmain Indonesia dalam acara launching Extatic yang diselenggarakan di Cloud Lounge & Living Room, The Plaza Office pada Rabu (16/4/2014), parfum ini akan beredar di Indonesia minggu depan.

Untuk Indonesia, PT Multi Wangi Alami selaku peritel parfum Balmain mengeluarkan Extatic hanya dalam ukuran 90 ml seharga Rp 1,4 juta dan 60 ml seharga Rp 970 ribu. Selain dalam bentuk spray, Extatic juga tersedia dalam bentuk perfumed body lotion 150 ml seharga Rp 400 ribu dan perfumed shower gel 150ml seharga Rp 370 ribu.

Iklan Extatic Balmain dibintangi oleh seorang model asal Rusia bernama Anna Selezneva. Model yang sudah difitur oleh Vogue, Harpers Bazaar, Vanity Fair dan majalah fashion ternama lainnya ini merupakan salah satu favorit Olivier Rousteing, Creative Director Balmain.

Foto: dok. Balmain

Pada iklan Extatic, model yang sudah bekerja dengan label-label fashion super mewah lain seperti Chanel, Dior, Louis Vuitton dan lainnya ini mengenakan rancangan Balmain yang, senada dengan parfumnya, memadukan elgansi hitam dan kemewahan emas. Model busana yang simple dan mini menghadirkan kesan rock dan naughty yang juga dihadirkan oleh Extatic.

Rumah mode Balmain didirikan oleh Pierre Balmain yang lahir di Prancis pada tahun 1914. Balmain menempuh pendidikan jurusan Arstitektur di Ecole des Beauc Arts namun sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mendesain gaun. Pada masa Perang Dunia 2, dunia fashion dituntut untuk lebih hemat untuk agar aliran uang dapat lebih banyak digunakan untuk keperluan perang.

Setelah perang usai, dunia high fashion kembali mengusung kemewahan. Balmain adalah salah satu designer yang turut serta menghadirkan kembali kemewahan pada high fashion disamping desainer prancis lainnya seperti Christian Dior. Setelah kematiannya pada tahun 1982, posisi Creative Director Balmain berpindah ke tangan kanan sang desainer yaitu Erik Mortensen.

Desainer kenamaan Oscar de la Renta kemudian menjadi penerus Mortensen sejak tahun 1993 sampai tahun 2002. Mulai tahun 2005, Balmain dipimpin oleh Christophe Decarnin dan dilanjutkan oleh Olivier Rousteing pada bulan April 2011. Sebelum bekerja di Balmain pada tahun 2009, Olivier Rousteing bekerja pada desainer Roberto Cavalli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini