Sukses

Jurus Jitu Pemprov Riau Kembangkan Pariwisata

Riau mulai menunjukkan tajinya sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia yang makin digemari wisatawan.

Liputan6.com, Jakarta Riau mulai menunjukkan tajinya sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia yang makin digemari wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara. Data Pemprov Riau sendiri menunjukan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Riau meningkat tajam pada 2017, menembus angka Rp 4,2 triliun. PAD yang dihasilkan ini tidak lepas dari jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Riau.

Sepanjang 2017, Riau telah dikunjungi 101.904 wisman, jumlah ini naik 44.388 orang atau menembus 177,2 persen dari target 2017 yang telah ditentukan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jurus Jitu

Lantas apa yang tengah dipersiapkan Pemprov Riau menghadapi persaingan industri pariwisata di 2018? Gubernur Provinsi Riau, Arsyadjuliandi Rachman di sela-sela peluncuran Calendar of Event Riau, di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Senin (13/2/2018) mengatakan, dua tahun belakangan Riau tengah membangun infrastruktur, yang hampir 100 persen selesai. Ke depan seperti arahan Menteri Arief Yahya, minimal jarak tempuh wisatawan untuk sampai ke Riau bisa dipangkas menjadi dua jam saja.

“Ada dua cek poin yang kita usulkan, di Rupat dan Kabupaten Belawan. Di belakang Bono, saya lupa nama desanya, saya usulkan dua itu menjadi cek poin. Karena dua tempat ini sangat dekat dengan Semenanjung, sehingga sesuai dengan arahan Pak Menteri jarak tempuh minimal dua jam. Jadi kalau itu lebih, mungkin karena faktor trafik,” ungkap Arsyadjuliandi.

Lebih jauh Arsyadjuliandi mengatakan, untuk penerbangan sendiri tiap hari ada rute Singapura-Pekanbaru, yaitu Tiger Air dan Silk Air bergantian. Ada juga rute Pekanbaru-Kuala Lumpur tiga kali, dan dari Malaka sekali sehari. Sementara dari Batam ada tiga kali sehari.

"Setelah ini kita akan konsolidasi untuk kita jadikan KEK, seperti Bono, Bengkalis. Luasnya kita akan berusaha sesuai apa yang diharapkan Pak Menteri, 300 hektare. Itu luas yang dibutuhkan untuk dibangun KEK," ungkapnya menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Kawasan Ekonomi Khusus

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Riau punya potensi besar karena lokasinya dekat dengan market. Salah satu cara cepat untuk membangun pariwisata Riau adalah dengan mengusulkannya menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Kalau untuk mendatangkan minimal satu juta wisman itu mudah, asal kita punya destinasi kelas dunia dulu. Tadi saya sebut Bono itu kelas dunia, Cuma ada di Brasil yang seperti itu. Satu lagiu kebudayaanya tinggi, kebudayaan Melayu kan tinggi, alamnya sangat bagus, kaya, hampir sempurna. Kalau pakai bahasa pariwisata, Riau harus punya KEK,” ungkap Arief Yahya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini