Sukses

Cantiknya Pemandangan Musim Dingin di Shirakawa-go Jepang

Liputan6.com, Jakarta Saat berwisata ke Jepang, kurang afdal rasanya jika tidak menyempatkan diri mengunjungi Shirakawa-go, area seluas 68 hektare di kaki gunung yang terletak di perbatasan Perfektur Gifu dan Toyama. Area Shirakawa-go merupakan kumpulan dari tiga desa kecil, yaitu Ogimachi, Ainokura, dan Suganuma.

Kawasan terpencil Jepang Shirakawa-go sudah ada sejak abad ke-11. Hebatnya, sampai sekarang area yang membujur di sepanjang lembah Sungai Toyama ini masih berhasil mempertahankan keotentikannya.

Karena letaknya yang dikelilingi gunung, penduduk desa ini sempat memiliki akses keluar yang tidak mudah. Namun, hal inilah yang membuat Shirakawa-go jadi memiliki budaya dan gaya hidup yang unik. Berbeda dengan daerah lain di Jepang.

Salah satu hal yang paling unik dari desa ini adalah bentuk rumah penduduknya. Semua rumah di Shirakawa-go dibangun dengan cara yang dinamakan "Gassho-style farmhouse", yang terus diturunkan dari generasi ke generasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Arsitektur rumah penduduk yang unik

Gassho-style berarti rumah-rumah ini dibangun dengan bentuk atap seperti tangan orang yang sedang berdoa. Gaya atap yang meruncing ini terbukti sangat kuat dan efektif. Mengingat area ini dikelilingi gunung, sehingga di musim dingin rumah-rumah di Shirakawa-go bisa tertutup salju yang sangat tebal.

Semua rumah di Shirakawa-go, sekitar 168 rumah dibangun menghadap arah utara dan selatan. Tujuannya, agar atap rumah jadi menghadap timur dan barat. Rupanya dengan begini, salju jadi lebih cepat leleh dan turun dari atap-atap rumah.

Untuk mempertahankan tradisi dan keindahan desa mereka, penduduk di area Shirakawa-go sangat mengandalkan gotong-royong. Misalnya saja, semua pria di desa akan turun tangan membantu saat seseorang harus mengganti atap rumahnya.

Untuk mengganti satu atap rumah saja, diperlukan sekitar 200 orang. Kenapa harus sebanyak itu? Karena proses penggantian atap harus selesai dalam waktu satu hari. Kalau tidak, pemilik rumah bisa jadi korban cuaca buruk karena tidak punya atap.

Sayangnya lagi, karena dibuat dari sejenis jerami, desa-desa di Shirakawa-go jadi sangat rentan terhadap api. Inilah kenapa latihan kebakaran sering dilakukan di desa ini. Pemerintah setempat juga meletakkan alat pemadam kebakaran di beberapa titik di area ini.

 

3 dari 3 halaman

Warisan dunia

Sekarang, ada sekitar 600 orang yang tinggal di area Shirakawa-go. Di tahun 1995, UNESCO memilih area ini sebagai salah satu warisan dunia (World Heritage) yang harus dilestarikan. Dan memang, kalau Anda cukup beruntung dan bisa mengunjungi desa-desa di Shirakawa-go, Anda akan merasa seperti naik ke mesin waktu dan sampai ke beberapa abad lalu.

Menikmati pemandangan sekitar yang cantik, bisa-bisa bikin Anda malas kembali ke masa sekarang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini