Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Koodinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong dalam kesempatan rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo mengatakan, ada dua sektor yang investasinya paling berpeluang tumbuh pesat di tahun ini, yaitu pariwisata dan e-commerce.
Pariwisata dianggap punya keunggulan mengingat mayoritas berada di sektor jasa. Selain itu, pariwisata merupakan komoditas yang paling berkelanjutan dan menyentuh hingga ke level paling bawah masyarakat. Tak hanya itu, tiap tahun performa pariwisata Indonesia terus menanjak. Grafiknya sangat kontras bila dibandingkan komoditas lain, seperti minyak, gas, batu bara, serta kelapa sawit terus merosot.
Baca Juga
Amsterdam Batasi Kapal Pesiar Berlabuh hingga Larang Pembangunan Hotel Baru untuk Tekan Overtourism
Mulai 2025 Wisatawan AS, Kanada dan Australia yang ke Brasil Harus Sertakan Rekening Koran Bank untuk Pengajuan Visa
40 Penerbangan Lion Group Terdampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Tutup
“Hasilnya cepat, dampak lapangan kerjanya cepat, dan pengahasilannya cepat. Devisanya jalan,’’ kata Lembong.
Advertisement
Â
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Perkembangan Pariwisata Indonesia
Melalui branding Wonderful Indonesia, peringkat daya saing pariwisata Indonesia di dunia sendiri terus naik. Setelah melompat tajam dari ranking 70 pada 2013 menjadi ranking 50 pada 2015, indeks daya saing Indonesia kembali melesat naik 8 peringkat ke peringkat 42 pada 2017. Data ini diambil berdasarkan laporan resmi World Economic Forum.
Terkait hal ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Indonesia punya target mencapai rangking 30 dunia. Dan pariwisata akan menjadi penghasil devisa negara terbesar sekaligus menjadi destinasi pariwisata terbaik di tingkat regional serta global.
Â
Advertisement
Advertisement
Keyakinan Menteri Pariwisata
Sektor pariwisata Indonesia sendiri diproyeksikan mampu menyumbang produk domestik bruto sebesar 15 persen, Rp 280 triliun untuk devisa negara, 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara, 275 juta perjalanan wisatawan nusantara dan menyerap 13 juta tenaga kerja pada 2019. Lebih jauh, sektor pariwisata diyakini mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang lebih tersebar di seluruh negeri ini.
"Pariwisata akan mampu memutus rantai kemiskinan, pengangguran, juga kesenjangan dengan cepat dan tepat. Saya optimistis pariwisata menjadi core economy negara ini ke depan," kata Arief Yahya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.