Sukses

Sermier, Kue Tradisional yang Bertahan hingga Kini

Di saat muncul ragam makanan kekinian yang unik, pria ini berhasil lestarikan kue tradisonal sermier.

Liputan6.com, Jakarta Ricky Eta Raharja (33 tahun) warga Pagotan, Madiun memilih untuk tetap berjualan dan mempopulerkan Sermier di tengah serbuan makanan kekinian. Baginya, sermier dinilai menjadi salah satu warisan nenek moyang yang harus dijaga.

“Sermier ini harus dilestarikan, karena warisan leluhur,” tuturnya kepada Liputan6.com, Minggu (3/12/2017).

Sermier sendiri, lanjutnya, merupakan jajanan tradisional yang terbuat dari singkong. Berbentuk bulat serta rasanya yang gurih dan renyah, membuat makanan satu ini menjadi pelengkap lauk saat makan ataupun sebagai camilan.

“Sermier ini sebenarnya ada di daerah lain, cuma beda penamaan saja, ada yang menyebut sermiler, sermier dan lain-lain,” ucapnya.

Awal mula usaha Ricky ini dimulai dari Mbah Tun yang berjualan kerupuk sermier sejak tahun 1983 hingga 2012. Kemudian usaha ini dilanjutkan oleh Bu Eri bagian produksi dan Ricky bertugas berjualan. Dibantu sang istri, Ricky mulai menjajakan sermier melalui acara-acara anak muda seperti saat Car Free Day.

“Ini salah satu upaya, agar sermier tidak asing lagi di generasi muda,” ungkapnya.

Menariknya, Ricky berjualan dengan pakaian modis lengkap bak model papan atas. Menurutnya, dengan penampilan seperti itu, banyak warga yang tertarik dan justru langsung membeli barang dagangannya.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini: 

 

 

Ricky pun tak segan membocorkan cara pembuatan sermier. Pertama, singkong dikupas lalu dicuci bersih, kemudian dihaluskan, lanjut diberi adonan bumbu yang kemudian dicetak menggunakan garpu. Setelah dibentuk cetakan kemudian dikukus, selama 3-5 menit.

“Terakhir dijemur hingga benar-benar kering, kemudian dipasarkan baik dengan cara digoreng maupun mentah,” ujarnya.

Sedangkan untuk pemasaran, Ricky sering kebanjiran order untuk oleh-oleh, tak jarang pembeli dari luar kota seperti Karisidenan Madiun, Surabaya, Bojonegoro, Banyuwangi bahkan Jakarta sering memesan sermier buatan keluarga Ricky.

“Padahal pemasarannya dengan cara tradisional, lewat mulut ke mulut,” katanya.

Pembuatan sermier ini didasari banyaknya singkong di Madiun. Namun meski singkong melimpah, tak jarang Ricky mengalami kerugian akibat petani nakal yang mencampurkan singkong kualitas bagus dan singkong kualitas buruk. Pasalnya, jika ada singkong yang buruk, bisa merusak rasa sermier.

“Bahkan meski singkong bagus dan sudah diberi bumbu tidak segera dikukus, maka rasanya akan masam,” ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.