Sukses

Menunggu Komitmen Pemkot Benahi Wisata Kuliner Jakarta

Meski punya banyak destinasi wisata kuliner, nyatanya beragam kuliner Jakarta masih belum banyak dikenal turis mancanegara.

Liputan6.com, Jakarta Meski punya banyak destinasi wisata kuliner, nyatanya beragam kuliner Jakarta masih belum banyak dikenal di kalangan turis mancanegara. Berbeda dengan Bangkok dan Kuala Lumpur, saat berada di dua ibukota tersebut, wisman langsung tahu akan mencari kuliner apa dan di mana.

Hal inilah yang menjadi persoalan bagi wisata kuliner di Jakarta. Padahal ibukota yang tahun ini menginjak usia ke-490, punya banyak destinasi wisata kuliner, mulai dari chinese food di Pecenongan hingga kuliner Timur Tengah di kawasan Cikini.

Menanggapi hal ini, Vita Datau Messakh Ketua Gastronomi Indonesia saat dihubungi Liputan6.com beberapa waktu lalu mengatakan, kurang dikenalnya destinasi wisata kuliner Jakarta disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah Jakarta tidak masuk sebagai destinasi kuliner yang ditetapkan Kementerian Pariwisata pada 2015.

“Yang masuk itu Bali, Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang), dan Bandung. Kemudian 2016 yang didorong itu Malang dan Makassar yang pemerintahnya serius urus ini. Keseriusan urus ini terlihat dari komitmen Pemda atau Pemkotnya,” ungkap Vita.

Vita membenarkan, sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi “melting point” bagi wisata Nusantara yang kaya, karena Jakarta sama halnya dengan Bangkok dan Kuala Lumpur, terbentuk dari akulturasi beragam budaya, termasuk Arab, China, Melayu, dan Eropa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Komitmen Pemerintah Kota

Menurut Vita, Jakarta mestinya merasa beruntung karena secara natural sudah terbentuk berbagai destinasi wisata kuliner, seperti di Jalan Sabang, Kelapa Gading Boulevard, hingga Pecenongan. Belum lagi destinasi wisata yang direncanakan, seperti yang ada di mal misalnya.

“Untuk bangun wisata kuliner, satu hal yang perlu ditekankan adalah komitmen. Jadikan pariwisata, terutama kuliner dan belanja sebagai kekuatan Jakarta. Membentuk tim percepatan di Pemkot yang terdiri dari orang non-pemerintah, dengan bantuan asosiasi. Membuat master plan pembenahan dan pembangunan baru,” ungkap Vita menjelaskan.

Lebih dari itu, Vita Datau juga membayangkan wisata kuliner Jakarta dibangun secara profesional dengan pelibatan berbagai stakeholder yang tergabung dalam pentahelix, antara lain akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. Pentahelix dibutuhkan untuk mendapat masukan berarti demi pembangunan wisata kuliner Jakarta.

“Jangan lupa set up time line dan menganggarkannya. Seperti Thailand, program globalisasi dan promosi langsung dipimpin raja dan perdana menteri, tentu dengan komitmen dan penyediaan anggaran,” kata Vita menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini