Sukses

Pasar Pancingan Lombok Bakal Hadirkan Atraksi Baru

Pasar Pancingan Lombok akan dipromosikan oleh komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Lombok Sumbawa.

Liputan6.com, Lombok   
Akhir bulan ini, November 2017, Stafsus Menpar Bidang Komunikasi dan Media, Don Kardono mengatakan ada dua GenPI (Generasi Pesona Indonesia) yang sudah siap diluncurkan. Yakni Pasar Pancingan Lombok dan Pasar Siti Nurbaya di Sumatera Barat.
 
“Prinsipnya sama, kolaborasi anak-anak GenPI, pegiat media sosial dan masyarakat, yang dipromosikan melalui media sosial,” lanjut Don Kardono. 
 
Pasar Pancingan Lombok sendiri dicreate oleh komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Lombok Sumbawa. Pasar ini tidak hanya akan menghadirkan sebuah atraksi baru yang menarik bagi wisatawan. Tapi juga turut mengangkat potensi dan promosi Desa Wisata Bilebante Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
 
Hal tersebut dikatakan Ketua GenPI Lombok Sumbawa, Jhe Ipul yang dua hari berada di Pasar Karetan, bersama Ketua GenPI Nasional  Mansyur Ebo. Ia mengatakan, Pasar Pancingan yang akan digelar dalam waktu dekat, akan berkolaborasi dengan masyarakat Desa Wisata Bilebante Lombok.
 
"Karena GenPI  sebagai komunitas harus berkolaborasi dengan unsur pentahelix. Dan kali ini Genpi berkolaborasi dengan masyarakat Desa Wisata Bilebante untuk mendukung aktivasi atraksi dan promosi desa wisata," ujar Jhe.
 
Pasar Pancingan sendiri, ujar Jhe, adalah sebuah model atraksi wisata yang konsepnya mengambil dari Pasar Karetan yang dikreasi  oleh Genpi Jateng. Namun kemudian dimodifikasi, disesuaikan dengan karakteristik yang ada di Lombok dan Sumbawa. Maka hadirlah Pasar Pancingan.
 
Ia mengatakan, diberi nama Pasar Pancingan karena memang atraksi utamanya adalah memancing. Lalu nantinya ikan hasil pancingan tersebut akan diolah menjadi kuliner ikan.
 
"Tidak hanya kuliner ikan, tapi akan ada 30 menu kuliner khas Lombok, menu andalan Desa Bilebante dan menu modern lainnya," ujar Jhe.
 
Sama dengan Pasar Karetan yang bikin heboh karena penataan lokasi yang instagrammable dan full akses telekomunikasi, Pasar Pancingan juga tak akan kalah.
 
"Tunggu tanggal mainnya. Yang pasti Instagrammable, banyak spot selfie, aneka macam kuliner, tempat yang asyik, alami dan banyak edukasi,” jelas Jhe.
 
Lalu bagaimana dengan Desa Wisata Bilebante? Apa sih yang menarik? Ada apa saja di desa wisata yang satu ini?
 
Bilebante adalah Desa Wisata yang dikembangkan mulai tahun 2015 dan terus berkembang hingga menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan, khususnya mancanegara. Awalnya desa ini disebut desa 'debu' karena banyaknya lokasi galian pasir yang membuat debu beterbabgan.
 
Namun oleh ketua desa dan pemuda setempat, mereka mengubahnya menjadi desa wisata hijau yang layak dikunjungi wisatawan.
 
Salah satunya, Desa Wisata Hijau Bilebante menawarkan paket bersepeda, keliling desa untuk melihat langsung aktivitas warga dengan pemandangan yang indah.
 
Mulai dari permukiman warga, tepian sungai, pematang sawah, kebun sayur dan buah, Jembatan Lime (Lima) yang merupakan peninggalan Belanda pada era 40-an, serta juga Pura Lingkar Kelud yang merupakan Pura tertua di Lombok Tengah.
 
Selain itu wisatawan juga bisa melihat langsung penanaman padi yang dilakukan masyarakat, melihat proses pembuatan topi khas lokal "Kekere" dan lainnya.
 
"Jadi selain Pasar Pancingan, ada atraksi bersepeda di Bilebante yang bisa dipilih wisatawan," ujar Jhe.
 
Menteri Pariwisata selalu mengapresiasi langkah dan ide-ide kreatif yang dimunculkan komunitas GenPI. Bahkan ia menyatakan, konsep ini juga akan banyak dihadirkan oleh komunitas GenPI lainnya di berbagai daerah.
 
"Menciptakan atraksi baru yang kekinian dengan memanfaatkan potensi lokal serta menggandeng unsur Pentahelix. Ini merupakan acara yang tidak hanya mengangkat cultural value tapi juga akan menciptakan economic value sehingga akan membuatnya sustaine," kata Menpar Arief Yahya.
 
Ia pun terus mendorong komunitas lain untuk dapat menciptakan atraksi-atraksi baru yang akan menunjang sektor pariwisata.
 
(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.