Sukses

3 Kerajinan Nusantara Kembali Hadir di Toko Swedia

IKEA Indonesia terus memperkenalkan dan sekaligus mengangkat produk-produk UKM melalui IKEA Teras Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Produk kerajinan Indonesia menjadi cerminan khasanah kebudayaan Nusantara. Meski demikian, pemasaran pun menjadi tugas besar yang masih menjadi PR agar produk-produk ini dikenal masyarakat lebih jauh dan luas lagi.

IKEA Indonesia terus memperkenalkan dan sekaligus mengangkat produk-produk UKM melalui IKEA Teras Indonesia. Pada pameran UKM ke-8 kali ini produk-produk yang dihadirkan adalah produk kerajinan dari anyaman rotan, kerajinan kain khas Palembang serta produk fashion yang terbuat dari batik dan tenun yang digabungkan dengan kerajinan patchwork. Kegiatan ini akan diselenggarakan pada tanggal 3–5 November 2017 di area pintu masuk toko IKEA Alam Sutera.

Teras Indonesia merupakan kerja sama antara IKEA Indonesia dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), pameran yang ke-8 ini diikuti oleh tiga peserta UKM yaitu Ratna Art Shop, Galeri Wong Kito, dan Deviore Fashion & Craft.

Country Marketing Manager IKEA Indonesia, Eliza Fazia mengatakan, kesempatan ini dapat menjadi tujuan unik berbelanja di IKEA Alam Sutera selama libur akhir pekan. Ini merupakan pameran Teras Indonesia yang kedelapan di mana produk pada pameran tersebut juga dapat dibeli oleh pengunjung. IKEA Indonesia konsisten melaksanakan kegiatan ini dalam rangka memperkenalkan produk-produk UKM yang sangat unik dan khas, juga digemari oleh para pengunjung IKEA.

Sebelum menampilkan produk-produknya di IKEA Alam Sutera, tim Interior Designer IKEA memberikan pengetahuan tentang tips menata display yang menarik layaknya retail berkelas internasional kepada ketiga UKM yang berpartisipasi. Pengetahuan tersebut diberikan untuk membantu mengangkat nilai dari produk yang ditampilkan, tidak hanya pada pameran Teras Indonesia, tetapi dapat bermanfaat pada pameran-pameran berikutnya di tempat lain.

Akhir pekan tanggal 3–5 November 2017 ini, IKEA mengajak masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk datang ke toko IKEA Alam Sutera dan mengunjungi Teras Indonesia ke-8 yang menarik dengan produk-produk khas karya UKM Indonesia.

1. Ratna Art Shop

Ratna Art Shop didirikan di Lombok oleh Bapak Sukarji sejak tahun 1978, dengan 5 orang pengrajin. Pada awalnya Ratna Art Shop membuat tempat tembakau dari rotan untuk digunakan sehari-hari. Sukarji kemudian mulai memasarkan produk Ratna Art Shop ke Bali, dikarenakan pada saat itu Lombok belum terlalu dikenal wisatawan dan masih sepi pengunjung.

Dengan semakin meningkatnya permintaan dari pembeli, Ratna Art Shop pun berkreasi membuat aneka macam produk kerajinan rotan untuk dekorasi rumah, hotel, maupun pemakaian sehari-hari. Kemudian dengan modal 15 juta, Ratna Art Shop membuka cabang di Bali pada tahun 1980. Dari sinilah kerajinan rotan Ratna Art Shop semakin berkembang membuat produk anyaman rotan. Seiring dengan banyaknya permintaan pembeli, Ratna Art Shop membuat berbagai macam model yang tentu saja mengikuti berkembangan dunia dan tren sampai saat ini.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IKEA Teras Indonesia

2. Galeri Wong Kito

Berawal dari kegemaran membantu memasarkan produk IKM (industri binaan), Ibu Anggi Fitrilia yang merupakan seorang penyuluh industri di Provinsi Sumatera Selatan dan aktif berkecimpung di industri kerajinan kain khas Palembang seperti jumputan, songket, dan tenun kain khas Palembang, mulai menekuni usaha tersebut.

Dengan rutin mengikuti berbagai ajang pameran dan promosi di media sosial, usaha ibu Anggi mulai berkembang. Dalam perjalanan usahanya, ia banyak mendapat apresiasi, baik dalam bentuk binaan, penghargaan maupun kerja sama. Di antaranya menjadi Binaan dari LPB Palembang YDBA ASTRA, Kementrian Perindustrian RI melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Perindustrian Kota Palembang, dan Dinas Perindustrian Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin.

Kemudian Ibu Anggi memanfaatkan pewarnaan alam dari air sisa limbah gambir pada jumputan, yang merupakan produk potensi daerah di Kabupaten Musi Banyuasin. Ibu Anggi juga aktif mengajak generasi muda agar lebih kreatif dan inovatif dalam pemanfaatan sumber daya alam di sekitar serta memberikan suatu nilai tambah, manfaat, dan menciptakan sesuatu yang menjadi potensi daerah sekaligus lapangan kerja. Galeri Wong Kito mempunyai dua cabang pemasaran yaitu di Galeri Dekranasda Kabupaten Musi Banyuasin dan di Palembang.

3. Deviore Fashion & Craft

Berdiri tahun 2014, Deviore Fashion & Craft menampilkan produk fashion yang terbuat dari batik dan tenun, yang digabungkan dengan kerajinan patchwork. Adapun konsep dari fashion-nya menampilkan kreativitas bagi kaum muda, bergaya modern, simpel, dan ramah lingkungan.

Dengan target pasar wanita usia 20 sampai 50 tahun, Deviore Fashion & Craft berasal dari ide membuat baju batik dan tenun, dan memanfaatkan sisa kain untuk membuat kerajinan (craft) lainnya, menjadikannya produk ramah lingkungan dengan zero waste. Terciptalah usaha brand Deviore dengan 2 jenis usaha di bidang fashion dan craft. Deviore Fashion menghasilkan pakaian jadi dan limbah kain, dan menerima limbah kain yang kemudian diolah menjadi produk kreatif dengan nilai seni dan nilai jual yang tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.