Sukses

Dengan Geotourism, Kemenpar Percepat Kawasan Geopark

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus menggenjot kegiatan yang dapat menunjang Geopark Indonesia untuk segera diakui dunia.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus menggenjot kegiatan yang dapat menunjang Geopark Indonesia untuk segera diakui dunia. Salah satunya dengan terus mempercepat dan meningkatkan kualitas kegiatan Geotourism atau yang lebih dikenal dengan Geowisata.

"Geotourism ini merupakan kegiatan utama yang khas wisata Geopark dan mempercepat kawasan itu lebih diakui dunia atau Unesco," ujar Ketua Tim Percepatan Geopark Kemenpar, Yunus Kusumahbrata saat dihubungi di Jakarta, Rabu (25/10).

Konsep kegiatannya dengan memanfaatkan fenomena alam dan budaya menjadi daya tarik wisata, dilengkapi dengan penyediaan berbagai fasilitas pelayanan.

"Ini akan dapat mendukung wisatawan untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai aspek-aspek kebumian seperti geologi dan geomorfologis suatu lokasi atau aspek lain terkait budaya, dan keanekaragaman hayati," paparnya.

Untuk tahun 2018 nanti, imbuh Yunus, Kemenpar akan all out dan meng-alokasikan anggaran untuk pengembangan geotourism dan geopark dengan lebih fokus dan efisien.

"Alokasi anggaran akan disediakan dengan prioritas perbaikan kualitas pengelolaan di daerah untuk mendapatkan status Geopark nasional dahulu, kemudian naik ke level UNESCO Global Geopark (UGG) sehingga nantinya bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia “, lanjutnya.

Hingga kini, Indonesia telah memiliki enam geopark. Dua taman bumi sudah menjadi bagian dari UINESCO Global Geopark, yaitu Geopark Batur Bali yang mendapatkan statusnya pada tahun 2012, menyusul Geopark Gunung Sewu Pantai Laut Selatan yang membentang Pacitan-Wonogiri sampai Gunung Kidul yang baru pada tahun 2015 lalu meraihnya.

Empat geopark lainnya baru diakui sebagai geopark nasional, yaitu Geopark Kaldera Toba, Geopark Rinjani-Lombok, Geopark Merangin Jambi dan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Jabar.

"Indonesia saat ini menargetkan destinasi wisata baru, 10 Geopark di berbagai kawasan terpilih Indonesia yang kemudian akan ditingkatkan menjadi Geopark Nasional, dan UNESCO Global Geopark”, sambungnya.

Untuk tahun ini, sesuai instruksi Menteri Pariwisata Arief yahya, akan mempercepat proses Geopark Belitong menjadi Geopark Nasional. "Insya Allah akan diberikan sertifikat Geopark Nasional Belitong pada saat Festival Geopark Belitong II pada akhir bulan November 2017 mendatang," ucapnya.

Selain itu, Geopark Ranah Minang yang merupakan kandidat (aspiring) geopark juga segera disiapkan dokumennya agar bisa diusulkan sebagai Geopark Nasional.

"Juga ada Raja Ampat Papua Barat, Maros Pangkep Sulawesi Selatan, Gunung Tambora Nusa tenggara Barat dan Bojonegoro yang akan diusulkan menjadi Geopark Nasional, semuanya akan melakukan presentasi pada tanggal 31 Oktober 2017 di hadapan tim penilai yang dibentuk Menkomaritim dan Menteri Arief Yahya didapuk menjadi Pembina tim penilai," sambungnya

Menpar Arief Yahya sendiri berharap semua upaya baik melalui kegiatan Geotourism maupun pemenuhan persyaratan usulan daerah wisata menjadi kawasan Geopark yang diakui dunia dapat terlaksana dengan baik.

Di bawah jaringan UNESCO, di Eropa sudah terbentuk 70 taman bumi, sedangkan di Asia Pacific ada 53 Geopark yang menjadi daya tarik dan tujuan geowisata utama. Di Asia sudah dirintis oleh Cina yang kemudian diikuti Malaysia.

"Taman bumi Pulau Langkawi, Malaysia, sejak 2007 resmi menjadi taman bumi pertama di Asia Tenggara di bawah jaringan UNESCO. Indonesia yang memiliki banyak keunikan fenomena geologis,kita akui masih tertinggal," kata Menpar Arief Yahya.

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.