Sukses

5 Perilaku Saling Menghakimi Sesama Ibu yang Perlu Dihindari

Hati-hati, sebagai sesama ibu tanpa sadar Anda kerap menghakimi orang lain.

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan media sosial saat ini memungkinkan siapa saja untuk lebih mudah berbagi tentang kehidupannya kepada dunia, tidak terkecuali para ibu. Ibu memanfaatkan media sosial untuk berbagi aktivitas dan perkembangan sang anak, serta untuk bertukar pengalaman menjadi orangtua dengan sesama ibu yang lain.

Namun, seperti interaksi sosial pada umumnya, komunikasi para ibu di media sosial pun tidak luput dari hal-hal negatif, salah satunya adalah Mom-Shaming atau tindakan saling menghakimi.

Mom-shaming merupakan tindakan menghakimi atau memberikan kritik dari seorang ibu kepada ibu lain mengenai pola asuh yang diterapkan kepada anak. Pemilihan pola asuh yang berbeda antara satu ibu dengan ibu yang lain menjadi hal yang wajar terjadi, namun akan menjadi kurang tepat jika yang kemudian timbul adalah perilaku saling menyalahkan.

Dilansir dari huffingtonpost.com, Sabtu (28/10/2017), berikut adalah 5 perilaku mom-shaming yang sebaiknya Anda hindari.

1. Memberi kritik mengenai proses menyusui

Memberikan ASI kepada anak tentu menjadi harapan setiap ibu. Sayangnya, tidak semua ibu mampu memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sang anak, sehingga terpaksa harus disubtitusi dengan susu formula. Ada lagi kasus ketika ibu merasa begitu kesakitan ketika harus menyusui anak dari dadanya langsung, sehingga harus diakali dengan alat pompa. Atau ketika ibu harus sudah mulai kembali aktif berkarier sehingga terpaksa harus meninggalkan sang anak dengan stok ASI yang didinginkan. Banyak alasan mengapa seorang ibu terpaksa tidak melakukan proses menyusui langsung dari dada. Kondisi-kondisi yang membuat tidak mampu menyusui seringkali sudah cukup membuat seorang ibu merasa tertekan, sehingga yang dibutuhkan adalah dukungan, bukan kritik atau komentar.

2. Menganggap makanan yang diberikan kepada anak adalah makanan yang kurang sehat.

Setiap ibu tentu menginginkan yang terbaik bagi anaknya, tidak terkecuali mengenai makanan. Jika seorang ibu menganggap jenis makanan tertentu adalah yang terbaik untuk anaknya, maka belum tentu ibu lain beranggapan sama. Selama memiliki tujuan yang sama, yaitu memenuhi kebutuhan gizi anak, tidak perlu ada saling kritik dan menyalahkan. Anda bisa menjalin hubungan yang baik dengan saling berbagi tips atau resep makanan sehat dengan ibu lain.

3. Berkompetisi dalam menggelar pesta untuk anak.

Setiap pesta yang telah dipersiapkan orangtua untuk anaknya tentu sudah melalui proses terbaik yang dapat dilakukan. Jika mungkin terjadi beberapa kesalahan atau kekurangan, sebagai sesama orang tua sebaiknya memberikan dukungan, bukan malah kritik yang menjatuhkan dan berpikir bahwa pesta Anda lah yang terbaik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4. Menghina penampilan fisik ibu lain

Ada ibu yang tidak mengalami lonjakan berat badan yang signifikan selama masa kehamilan, sehingga dapat dengan mudah mengembalikan bentuk tubuhnya pasca persalinan. Namun, tidak sedikit pula yang membutuhkan waktu lebih lama, atau bahkan sulit sekali untuk kembali ke bentuk tubuh semula. Sebagai sesama ibu dan seorang perempuan, tentu Anda paham betul terkadang ada rasa enggan bagi seorang ibu untuk selalu tampil modis atau sekedar menggunakan riasan wajah. Hormati keputusan ibu lain, karena sesungguhnya kecantikan sejati berasal dari hati.

5. Ibu bekerja VS ibu rumah tangga

Selama ini terjadi perdebatan tak berujung antara ibu bekerja dengan ibu rumah tangga. Masing-masing berpendapat bahwa pilihannyalah yang terbaik. Namun sebenarnya tidak ada yang lebih baik. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang tidak perlu dibandingkan. Selalu ada alasan di balik setiap keputusan. Sebagai ibu yang bijaksana, Anda dapat melihat segala sesuatunya dari sudut pandang yang lebih luas. Berhenti menghakimi satu sama lain.

Menjadi orangtua bukanlah peran yang mudah. Kelangsungan dan kualitas hidup anak menjadi tanggung jawab yang harus menjadi fokus utama. Sebagai sesama ibu, saling membantu dan mendukung satu sama lain tentu akan lebih bermanfaat dibandingkan saling serang lewat kritik yang menjatuhkan.

Donna Ayu Savanti

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini