Sukses

Antisipasi Erupsi, Ada 10 Bandara Alternatif Menuju Bali

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus memantau perkembangan status Gunung Agung Bali.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus memantau perkembangan status Gunung Agung Bali. Sebagai antisipasi jika hal buruk terjadi, Kemenpar telah mempersiapkan berbagai skenario, yang tentu dilakukan bersama dengan semua pihak.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Kamis (28/9/2017) mengatakan, “Semua bergerak, BNPB, Keplisian, Kemenhub, Kemenkes, Pemprov Bali, hingga AP I bergerak dengan spirit Indonesia Incorporated.”

Tak hanya itu, Kemenpar juga telah menerjunkan tim STP Nusa Dua Bali di lapangan untuk memberikan laporan perkembangan situasi. Laporan tersebut terus dipantau dari Gedung Sapta Pesona oleh Tim Crisis Center.

Bahkan bersama asosiasi, seperti PHRI, Asita, dan asosiasi lainnya, Kemenpar juga telah berkordinasi untuk mengantisipasi jika hal buruk terjadi. Termasuk permintaan potongan harga khusus bagi wisman yang terjebak saat liburan di Bali. Pengalaman Gunung Raung yang erupsi dan membuat Bandara Ngurah Rai off juga bisa dijadikan referensi.

"Overland kalau dikelola dengan baik, bisa berdampak positif juga," kata Arief Yahya. ”Untuk keselamatan penerbangan, Kami sudah mengantisipasinya dengan semua stakeholder terkait, jika satelit mengatakan sudah terjadi erupsi dan terdeteksi dari udara dengan valid, maka pesawat dari manapun juga akan kami alihkan jalurnya dan pendaratannya.

Sementara itu, Novie Royanto, Presiden Direktur AirNav Indonesia mengatakan, jika erupsi nantinya mengganggu penerbangan di Bandara Ngurah Rai, pihaknya akan mengevakuasi wisatawan ke bandara lain dengan moda transportasi darat.

10 Bandara Alternatif

Hal senada diungkapkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Kata Menhub, pihaknya telah menyiapkan 10 Bandara untuk mengantisipasi peningkatan aktivitas Gunung Agung.

"Ada sepuluh bandara yang kita siapkan untuk mengantisipasi erupsi Gunung Agung yaitu di Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang, Banyuwangi. Ke sepuluh bandara tersebut sebagai bandara alternatif bagi pesawat yang melayani rute penerbangan ke Bandara Ngurah Rai yang ditutup apabila terdampak debu vulkanik Gunung Agung.

Namun, Budi Karya Sumadi berdoa semoga letusan Gunung Agung tidak membawa dampak yang parah dan mengganggu penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai



Menurut Menhub, diperkirakan terdapat 5.000 penumpang yang akan terdampak bila bandara Ngurah Rai ditutup akibat erupsi Gunung Agung. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Menhub mengatakan, telah menyiapkan dua rencana (plan) yaitu rencana pertama memindahkan penumpang ke rute Banyuwangi dan Praya, dan rencana kedua antara Banyuwangi dan Surabaya melalui jalur darat.



“Kemenhub telah menyiapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya dan Praya. Dari jumlah 5.000 penumpang yang diperkirakan terdampak, 70 persennya diperkirakan akan keluar dari Bali. Sedangkan 30 persen lainnya merupakan penumpang yang berasal dari Bali sehingga tidak diperlukan kendaraan untuk mengantar,” jelas Menhub.



Untuk penanganan penumpang selanjutnya, setelah tiba di Surabaya, Banyuwangi, dan Praya para penumpang diserahkan ke masing-masing maskapai penerbangan. Lebih lanjut Menhub mengatakan, kesepuluh bandara yang disiapkan adalah untuk alternatif pendaratan (divert) terhadap pesawat yang sudah terbang menuju Bali.

“Jadi pesawat akan didaratkan ke lokasi terdekat pesawat itu berada atau arah datangnya pesawat. Contohnya jika pesawat tersebut berada di posisi dekat bandara di Makassar, maka pesawat tersebut akan mendarat di sana (Makassar). Untuk pengalihan tersebut nanti Airnav yang akan melakukan,” terang Menhub.



Selain itu, Menhub meminta masing-masing otoritas bandara berkordinasi dengan instansi terkait.

“Masing-masing otoritas harus berkordinasi dengan instansi terkait contohnya jika turis tersebut harus over stay karena kejadian erupsi Gunung Agung, maka imigrasi harus memberikan bantuan terkait perpanjangan visa turis tersebut. Untuk kelancaran barang-barang bantuan, saya minta agar berkordinasi dengan Bea Cukai,” papar Menhub.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.