Sukses

Penampilan Indonesia di Filipina Dapat Sambutan Paling Meriah

Pada event BIMP-EAGA Budayaw Festival di Gensan Filipina, penampilan penari Indonesia dapat sambutan paling meriah.

Liputan6.com, Jakarta Penampilan Indonesia Dapat Sambutan Paling Meriah pada 

Lebih dari 1000 orang hadirin memadati gedung pertunjukan di SM Mall General Santos (Gensan) City menyambut meriah rangkaian tarian tradional Indonesia yang ditampilkan dengan sangat apik oleh kelompok tari Ayodia Pala Indonesia.

"Sebanyak 6 tarian berbagai daerah yang sangat dinamis disajikan dengan ciamik dan sangat lincah secara sambung menyambung oleh 12 orang penari profesional asal Depok tersebut," tutur Konsul Jenderal RI Davao City Berlian Napitupulu ketika membuka kegiatan Expo di GaisanoMall General Santos.

"Usai pertunjukan tari, puluhan penonton tumpah ruah memasuki panggung untuk memberikan kemabang, berfoto atau sekadar bersalaman dengan penari, sampai-sampai MC menegur para penonton untuk meninggalkan panggung guna memberikan kesempatan kepada penari untuk berisitirahat. Tak cukup sampai di situ, para penonton pun meneriakkan yel yel “Indonesia..Indonesia", "thankyou Indonesia" dan "weloveyou Indonesia,” ketika para penari akhirnya meninggalkan panggung, imbuh Konjen Berlian Napitupulu.

Lebih lanjut, Konjen menjelaskan bahwa tepuk tangan dan yel-yel tersebut merupakan puncak apresiasi publik Gesan City terhadap penampilan delegasi Indonesia selama hari kedua BIMP EAGA Festival ofCulture yang diselenggarakan di Gensan pada 20-24 September 2017.

"Beberapa menit sebelumnya Sekolah Indonesia Davao (SID) juga menampilkan pertunjukan Angklung interaktif yang sangat berkesan bagi audien. Hanya dalam beberapa menit para hadirin yang mayoritas pelajar dan pemuda Gensan itu berhasil memainkan lagu-lagu berbahasa Inggris dan Tagalog dengan angklung dengan merdu. Mereka sangat terkesan dan gembira bisa mendendangkan lagu-lagu setempat dengan angklung", tambah Konjen Berlian.

Festival kebudayaan BIMP EAGA ini baru kali pertama diadakan dan diikuti oleh kempat anggota yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, and Philippines.

Di samping menampilkan tarian dan angklung, Indonesia juga berpartisipasi pada Pameran Tenun Ikat di SM Mall, Pameran Dagang dan Pariwisata di GaisanoMall dan Seminar di KCC Mall. Untuk Tenun ikat, KJRI telah menampilkan koleksi pribadi tenun ikat dari Bali, Lombok, Toraja, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sumatera Utara.

Dalam kata sambutan pembukaan pameran ikat, Konsul Jenderal RI di Davao City Berlian Napitupulu menyatakan bahwa Ikat berarti teknik pewarnaan kain dengan dengan cara diikat dan dicelup yang berkembang di Indonesia, Filipina dan negara-negara kawasan sejak ratusan tahun lalu. Dari pameran ini terlihat bahwa Tenun ikat Indonesia dan Filipina memiliki cara dan corak yang sama.

Hal ini menunjukkan bahwa bangsa-bangsa di kawasan ini memiliki kaitan dan persamaan. Semoga pameran ikat ini dapat membangkitkan kembali kesadaran tentang pemahaman tentang persamaan dan persaudaraan (brotherhood) antara negara komunitas BIMP-EAGA” ujar Konjen Berlian yang disambut tepuk tangan para hadirin.

Pada kegiatan Trade Expo, KJRI membuka 4 booth pameran, 3 diantaranya untuk perusahaan Indonesia di bidang manufaktur yaitu Mayora, Teh Botol Sosro, dan Richeese.

“Di samping mengikuti pameran dagang, pihak perusahaan juga melakukan businesspresentation dan businessmatching dengan para mitra potensial” ujar Konjen Berlian Napitupulu.

Sementara Wakil Konsul Wahyu Permana menambahkan selain pameran dagang, KJRI Davao juga melakukan pameran wisata Indonesia dengan menampilkan poster-poster mengenai destinasi utama, peta wisata, brosur-brosur dan pemutaran film, termasuk film video promosi Wonderful Indonesia yang mendapat peringkat pertama sekaligus manyabetPeoplesChoiceAward dalam Video Competition UNWTO pada 15 September lalu.

Pada acara pembukaan di hari pertama Budayaw Festival, Delegasi Indonesia dari Sekolah Indonesia Davao memukau ratusan tamu dengan alunan musik angklung yang melantunkan lagu Sunda “Bubui Bulan” dan Lagu Filipina “DahilSayo”, bertempat di SM Mall General Santos.
Konjen Berlian juga diminta untuk memberikan kata pembukaan pada Colloquium bertajuk SafeguardingCulturalDiversity.

Fakta bahwa negara anggota BIMP bertetangga bahkan berasal dari ras yang sama tidak otomatis bangsa-bangsa bertetangga ini saling mengenal dengan baik. Oleh karena itu, menurut Berlian, Colloquium ini harus dijadikan sebagai forum untuk saling mempelajari persamaan dan kekayaan budaya masing-masing guna meningkatkan pengertian dan kerja sama yang lebih luas.

“Saling mengenal dan mengapresiasi keanekaragaman budaya satu sama lain dan mendorong people-to-peoplecontact adalah tujuan utama dari partisipasi Indonesia dalam kegiatan ini, sebagaimana kata pepatah Indonesia: Tak Kenal Maka Tak Sayang,” tutur Konjen Berlian di akhir kegiatan hari kedua Budayaw Festival 2017.

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.