Sukses

ISTA 2017 Tetapkan 17 Peraih Penghargaan

ISTA 2017 Tetapkan 17 Peraih Penghargaan

Liputan6.com, Jakarta Proses penilaian ajang penghargaan "Indonesia Sustainabale Tourism Award (ISTA) 2017" telah selesai dilakukan. Sebanyak 17 pengelola destinasi ditetapkan sebagai pemenang karena dinilai telah menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.

Pengumuman dan penyerahan penghargaan secara resmi akan dilakukan pada malam penganugerahan "Apresiasi Pesona Destinasi Pariwisata Indonesia (APDPI) 2017", yang berlangsung pada Jumat (29/9/2017), di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta.

Salah satu dewan juri yang juga menjabat Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata, Frans Teguh, menjelaskan bahwa proses penilaian dilakukan melalui berbagai tahapan. Pertama, proses pendaftaran. Tercatat, 96 peserta pendaftar.

"Setelah melalui proses desk evaluation, maka terpilih sebanyak 24 pengelola destinasi sebagai nominasi penerima ISTA 2017," ujar Frans.

Setelah penetapan 24 nominasi, kemudian dilakukan visitasi lapangan ke seluruh nominator tersebut. Tahapan yang juga bagian dari penilaian ini dilakukan pada 10 Agustus hingga 7 September 2017.

"Penentuan pemenang terhadap 24 nominasi oleh tim juri dilakukan pada 9 September 2017. Melalui proses inilah kemudian terpilih 17 nominasi yang ditetapkan sebagai pemenang dalam empat kategori, yaitu Pengelola Destinasi Pariwisata, Pemanfaatan Ekonomi untuk Masyarakat Lokal, Pelestarian Budaya bagi Masyarakat dan Pengunjung, serta kategori Pelestarian Lingkungan," ucap Frans.

Satu nominasi yang memperoleh nilai tertinggi di seluruh kategori akan terpilih sebagai juara umum dan memperoleh penghargaan Green Platinum. Sementara itu, 12 nominasi memperoleh penghargaan Green Gold, Silver dan Bronze, serta empat nominasi memperoleh penghargaan Green.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman, menjelaskan bahwa proses penilaian terhadap para nominasi didasarkan pada kriteria penilaian Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.

Pedoman tersebut mengadopsi standar internasional Global Sustainable Tourism Council (GSTC) yang telah diakui oleh UNWTO dan dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah, Pemerintah Daerah (Pemda), dan pemangku kepentingan lainnya.

"Selanjutnya penerapan kriteria dan indikator di dalam pedoman juga akan menjadi dasar skema sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan di Indonesia," kata Dadang.

Ia melanjutkan, ISTA merupakan ajang pemberian penghargaan kepada destinasi-destinasi maupun entitas pemangku kepentingan (stakeholders) pariwisata di Indonesia yang sudah berproses dan menunjukkan hasil dari penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.

Ajang penghargaan ini, imbuh Dadang, juga dimaksudkan untuk memberikan pengakuan kepada upaya para pihak dalam menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan, serta mendorong lahirnya beragam inovasi produk-produk pariwisata berkelanjutan.

Selain itu, juga menggerakkan partisipasi dan kerja sama sektor publik maupun swasta dalam pembangunan pariwisata di tingkat destinasi, serta menstimulasi semakin banyak destinasi yang mengaplikasikan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.

"Ajang ini juga menegaskan komitmen pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pariwisata, dalam membangun sektor pariwisata yang berkelanjutan," ujar Dadang.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengapresiasi pihak-pihak yang telah menerapkan prinsip berkelanjutan dalam pengelolaan pariwisata. Ajang penghargaan ISTA merupakan bagian dari bentuk apresiasi kepada pihak-pihak tersebut.

Untuk mengeskalasi pencapaian di tingkat Nasional, ucap Arief, nantinya destinasi pemenang akan diajukan ke ajang penghargaan serupa di tingkat ASEAN, yaitu ASEAN Sustainable Tourism Award (ASTA).

“Melalui ISTA 2017 ini, destinasi-destinasi akan semakin terdorong menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan karena gaung penghargaan juga akan menjadi ajang promosi dan branding di tingkat nasional maupun internasional. Dampaknya pun pada kunjungan wisata ke Indonesia yang semakin meningkat," kata Arief.


(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini