Sukses

Menyicip Pisang Genderuwo yang Langka dan Berwarna Eksotis

Pisang Genderuwo merupakan salah satu pisang asli Indonesia yang tumbuh di Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta Siapa saja melihat Genderuwo atau setan dengan wujud yang menyeramkan tentu akan bergidik ketakutan. Namun bagaimana jika melihat pisang Genderuwo. Apakah masih takut atau malah ingin mencobanya.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja, Sugeng Darmanto mengatakan, dinas pertanian dan pangan memiliki 250 jenis pisang termasuk pisang Genderuwo. Pisang Genderuwo termasuk pisang yang langka. Pisang ini asli dari Indonesia.

"Pisang kalau di Indonesia sangat varian, ada pisang Ambon juga emas. Ada pisang yang bentuknya tidak menarik bulet warnanya tidak menarik banget. Ketersediaan juga jarang dibudidayakan pisang Genderuwo ini," katanya kepada Liputan6.com akhir bulan Agustus lalu.

Pisang jenis ini memang jarang dibudidayakan. Selain itu pisang ini jarang ditemui dipasaran karena jarang digunakan untuk aktivitas sosial seperti hajatan. Sebab saat hajatan warga pisang yang dipilih ada jenis pisang raja dan emas. Sementara pisang Genderuwo tidak banyak dipilih.

"Manfaatnya bagus. Pisang rata rata sama nilai plusnya ya kalau Genderuwo ini dengan warna mencolok saja. Genderuwo tidak ditemukan untuk aktivitas sosial ya dimakan saja," ujang Sugeng.

Simak juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harganya yang Murah

Sugeng mengaku tidak mengerti betapa harga ekonomis dari pisang langka ini. Sebab sudah termasuk pisang yang jarang ditemui. Namun pisang dengan kaya manfaat ini masih dijual murah.

"Murah karena orang tidak menyukai karena warna dan kebutuhan. Pisang raja Ambon banyak karena idiom bersifat sakral dan sosial. Kadang di desa kita temukan kadang orang gak nyangka ini termasuk pisang lanka," kata Sugeng

Ia mengatakan pisang jenis Genderuwo ini lebih manis dari pisang lainnya. Untuk membudidayakan pisang ini membutuhkan setidaknya 8 bulan tergantung dari kondisi tanah dan pemupukan. Selain pisang Genderuwo pihaknya juga tengah membudidayakan pisang songgo Buwono.

"Songgo lebih hias nilai sakral biasa untuk labuhan Kraton dan Merapi. Pisang ini buahnya ke atas. Biasanya kan buahnya ke bawah kan ini malah ke atas. Dulu dapat di Kraton itu," ujarnya. (Yanuar H)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.