Sukses

Seminggu di Kota Probolinggo, Kenalkan Wisata Budaya Lokal

Semipro, Seminggu di Kota Probolinggo, Kenalkan Wisata Budaya Lokal

Liputan6.com, Jakarta Event Seminggu di Kota Probolinggo yang disingkat Semipro, digelar untuk ke-9 kalinya. Acara di Alun-Alun Kota itu resmi dibuka Senin malam (28/8/2017). Diharapkan, event ini mampu mengangkat kota mangga ini sebagai tujuan wisatawan setiap tahunnya, dengan jadwal yang sudah bisa dipastikan.

Selama sepekan ini, masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung akan dihibur berbagai kesenian lokal di Alun-Alun Kota. Tak hanya itu, berbagai even akan digelar, salah satunya adalah sapi brujul.

Kompetisi para petani tersebut hampir sama dengan karapan sapi di Madura. Hanya saja untuk sapi brujul, arena balapannya merupakan areal persawahan yang penuh air dan lumpur. Jadi, tampak lebih ekstrem. Tak heran, bila jokinya ikut belepotan lumpur.

Tidak hanya kompetisi karapan sapi brujul, sebelum dimulainya Semipro ke-9 yang bakal berakhir pada 4 September mendatang, rangkaian acara kunjungan wisata Kota Probolinggo sudah dimulai sejak 4 Agustus lalu.

"Jadi even Semipro ini merupakan bagian rangkaian sebulan penuh kunjungan wisata dan pesta budaya Kota Probolinggo, yang akan berakhir pada 4 September mendatang,’’ ujar Agus Efendi, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olahraga (Kadisbudpora) Kota Probolinggo.

Menurutnya, pelaksanaan even selama sebulan penuh tersebut ingin seperti Pesta Kesenian Bali (PKB) yang juga berlangsung selama sebulan pada Juni-Juli lalu.

"Tapi kalau di Bali kan terpusat, dan semuanya merupakan tampilan kesenian sanggar-sanggar tari dan kesenian di Bali. Nah, tidak ada salahnya kami meniru seperti itu,’’ ucap Agus.
Semipro, Seminggu di Kota Probolinggo, Kenalkan Wisata Budaya Lokal
Hanya saja, lanjutnya, karena Probolinggo tidak seperti Bali, maka acara kesenian budaya tidak bisa dipusatkan di satu tempat, tetapi dipola dalam even-even terpisah seperti karapan sapi brujul dan karapan wedus atau kambing. Sementara itu, even kesenian tarinya dipusatkan di di alun-alun.

"Jadi selama sepekan ini, masyarakat maupun wisatawan bisa datangi alun-alun kota, di situ akan ada berbagai kesenian lokal Probolinggo,’’ kata Agus.

Kesenian lokal Probolinggo yang diusung pada arena Semipro ke-9 di antaranya, Tari Lengger, Tari Jaran Bodhag, ludruk Probolinggo, musik campur sari, keroncong, jazz, reggae, dan ska. Semua itu terpusat di Alun-Alun selama sepekan ini.

Tari Jaran Bodhag sudah tampil pada pembukaan Senin malam, bersamaan dengan tampilnya Kumayl Mustafa Daood, vokalis dari grup musik Debu. Namun, tari ini akan ditampilkan lagi pada sepekan ke depan.

Tak hanya itu, Semipro ini juga menampilkan kesenian dan budaya multi etnis. Di antaranya, akan tampil musik balasik dari Jember, hadrah terbaik dari Kota Probolinggo, dan fashion show busana muslim, untuk mewakili kesenian timur tengah.

Sementara itu, yang mewakili kesenian dan budaya Tiongkok, antara lain seni bela diri Wushu, seni tari liong, dan barongsai. Semuanya akan ditampilkan di Alun-Alun hingga 4 September mendatang.

Terkait dengan pelaksanaan hari besar Idul Adha yang jatuh pada tanggal 1 September, Agus mengatakan, akan diisi dengan pengajian akbar yang mendatangkan Prof Dr. Hambali dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semipro, Seminggu di Kota Probolinggo, Kenalkan Wisata Budaya Lokal
Para pengunjung selain menikmati sajian kesenian, juga bisa menikmati stand kuliner yang terletak di sisi kanan kiri panggung. Panitia juga menyiapkan 50 stand kuliner, stand pameran dari Kepala Dinas (Kadin), UMKM, dan stand gabungan hotel di Kota Probolinggo dengan sajian kuliner khasnya.

Sebenarnya pelaksanaan even sebulan penuh tersebut dilakukan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI ke-72 dan ulang tahun Kota Probolinggo ke-658 yang jatuh pada 4 September.

"Jadi klop, even budaya kota Probolinggo, apalagi ini sudah ke-sembilan kami laksanakan. Meski demikian, setiap tahun selalu berubah. Karena kami terus meng-explore budaya lokal kota Probolinggo, termasuk mendukung sanggar-sanggar kesenian baru di tingkat desa,’’ ujar Agus.

Selain acara pesta budaya dan kesenian terbuka untuk umum, panitia juga menyelenggarakan acara khusus untuk undangan terbatas, yaitu untuk muspida, tokoh masyarkat, dan media, menyaksikan pagelaran jazz di taman mangrove.

Acara itu akan dilaksanakan pada 3 September 2017.

"Ya karena tempatnya terbatas, maka undangan juga terbatas, tempatnya di taman mangrove, di atas air laut, dan beratap tenda,’’ ucap Agus.

Menurut dia, acara jazz taman mangrove tersebut akan menampilkan sejumlah musisi dari Jakarta, Surabaya, serta lokal Probolinggo. Penyanyi dari Jakarta yang dipastikan hadir adalah Glenn Fredly.
Semipro, Seminggu di Kota Probolinggo, Kenalkan Wisata Budaya Lokal
Sebenarnya geliat wisata Kota Probolinggo tampak begitu kreatif. Sadar dengan wilayah yang lebih terbatas dibandingkan dengan Kabupaten Probolinggo, banyak destinasi wisata yang terbilang baru muncul dalam dua tahun terakhir, seperti taman mangrove, yang bersebelahan dengan patung Kuda Troya ala Probolinggo yang disebut dengan Cipta Wilaha.

Ukuran kuda Troya Cipta Wilaha yang terletak di Kelurahan/Kecamatan Mayangan tersebut memang hampir menyerupai kuda Troya atau Trojan Horse Yunani, sekitar 15 x 9 x 6 meter. Patung kuda ini nampak kokoh di atas permukaan laut. Bagi mereka yang hobi selfie, tampaknya kuda Troya ala Probolinggo ini layak untuk didatangi.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, menyebut kegiatan seperti di Probolinggo tersebut bagus untuk dipromosikan melalui media sosial. Acara seperti "Sapi Brujul" di arena balapan berlumpur itu pasti atraktif dan bisa menjadi objek fotografi yang menarik.

"Ini persis dengan pacu jawi yang ada di Tanah Datar, Sumbar," kata dia.

Keduanya sama-sama dilakukan di lapangan basah dan penuh lumpur, berbeda dengan karapan sapi di Madura yang lahannya kering.

"Jadi lebih seru dan bagus untuk fotografi," ujar Arief.

Pacu Jawi sendiri telah ada sejak ratusan tahun lalu, yang pada awalnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petani selepas musim panen untuk mengisi waktu luang sekaligus menjadi sarana hiburan bagi masyarakat setempat.


(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.