Sukses

Makna di Balik Pakaian Adat Bugis Makassar Presiden Joko Widodo

Saat menghadiri Sidang Tahunan MPR, Presiden Joko Widodo terlihat mengenakan pakaian adat khas Bugis.

Liputan6.com, Jakarta Ada yang spesial dari penampilan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat tiba di kompleks MPR/DPR untuk menghadiri Sidang Tahunan MPR. Jokowi terlihat mengenakan baju adat khas Bugis dengan penutup kepala berwarna emas, dan sarung berwarna merah putih.

Baju yang dikenakan Jokowi bernama Jas Tutup atau ada yang menyebutnya juga dengan baju Bela Dada, biasanya dikenakan bersama paroci atau celana, lipa garusuk atau kain sarung, dan passapu atau penutup kepala berbentuk seperti peci. Baju bela dada sendiri berbentuk seperti jas tutup berlengan panjang dengan kerah dan kancing sebagai perekat.

Adapun tutup kepala yang disebut passapu oleh masyarakat Bugis dahulu kala dibuat menggunakan bahan daun lontar dengan hiasan mbring atau benang emas yang disusun rapi. Tak hanya itu, pakaian adat pria khas Bugis pria ini umumnya juga dilengkapi dengan berbagai aksesori lain, seperti gelang, selempang atau rante, hingga sapu tangan.

Apo, pria asli Mandar yang juga aktif di dunia seni tradisi Sulawesi Selatan kepada Liputan6.com, Rabu (16/8/2017) mengatakan, pada zaman dulu pakaian adat Bugis Makassar merupakan simbol bagi status pernikahan, bahkan juga menjadi penanda status sosial seseorang di masyarakat.

 

Setidaknya dahulu terdapat tiga lapisan strata sosial dalam masyarakat Makassar, yaitu Ono Karaeng yang merupakan keturunan bangsawan dan kerabat raja, Tu Maradeka atau orang merdeka, dan Ata yaitu golongan budak dan rakyat jelata. Namun seiring berjalannya waktu, pakaian adat Bugis Makassar ini bisa digunakan siapa pun.

"Siapapun sekarang bisa pakai, biasanya dipakai saat waktu tertentu saja, biasanya saat ada upacara atau kegiatan tradisi," ungkap Apo.

Dipakainya pakaian adat Bugis oleh Presiden Jokowi dan pakaian adat Jawa oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada momen Sidang Tahunan MPR seolah punya pesan tersendiri, bangsa Indonesia kini sedang berjuang melawan perpecahan dan  kembali kepada persatuan seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa. 

Simak juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.