Sukses

5 Kebiasaan yang Tanpa Sadar Menggerogoti Keuangan Jangka Panjang

Ingin keuangan stabil di masa tua? Hentikan kebiasaan yang dapat menggerogoti keuangan Anda berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Tanpa disadari, gaya hidup akan jadi penentu masa depan seseorang, terutama soal kemapanan. Jelas, sebab gaya hidup sangat berkaitan dengan pengeluaran rutin seseorang.

Misalnya, mereka yang punya gaya hidup sehat pasti punya anggaran yang berbeda dengan yang hobi traveling. Untuk yang peduli kesehatan, pasti ada bujet khusus untuk rutin ke gym, beli makanan sehat, sampai medical check-up.

Sementara, orang yang hobi traveling tidak akan menganggap pos-pos di atas penting. Mereka akan memprioritaskan anggaran bulanan untuk jalan-jalan atau membeli perlengkapan traveling, seperti ransel, kamera, dan sebagainya.

Apa saja kebiasaan sehari-hari yang kelihatannya remeh, tapi berpotensi membuat Anda bangkrut dalam jangka panjang? Simak ulasannya dari DuitPintar.com berikut ini.

1. Merokok

Sampai kapan pun, perokok pasti butuh uang untuk merokok. Anggap saja satu bungkus rokok Anda seharga Rp 20.000, dan dalam seminggu Anda menghabiskan tiga bungkus.

Pengeluaran rutin Anda seminggu mencapai Rp 60.000 untuk rokok dan sebulan bisa Rp 240 ribu. Selama setahun, Anda pun menghabiskan Rp 2,88 juta hanya untuk rokok.

Pengeluaran ini akan terus ada selama Anda belum berhenti merokok. Bayangkan, kalau 20 tahun yang akan datang masih merokok, berapa juta yang akan Anda habiskan untuk rokok? Lebih baik digunakan untuk beli kebutuhan lain atau membayar uang sekolah anak.

2. Minum minuman beralkohol

Selain tidak baik untuk kesehatan, punya kegemaran minum minuman keras atau miras juga menguras kantong. Jelas, sebab minuman beralkohol itu harganya tidak murah. Belum lagi kalau minumnya di bar menengah ke atas.

Mereka yang rutin minum minuman beralkohol atau bahkan sudah kecanduan, biasanya memiliki stock minuman ini di rumah.

Katakanlah satu botol minuman alkohol yang paling murah saja harganya sekitar Rp 300 ribu. Kalau menghabiskan satu botol untuk satu bulan, artinya mesti keluar uang Rp 3,6 juta dalam setahun. Nah, hitung sendiri ya kalau kebiasaan ini terus dilakukan sampai puluhan tahun.

3. Vape

Vape ini bukan obat nyamuk, tapi rokok elektrik atau vapor. Fenomena rokok elektrik ini cukup heboh sejak tahun 2014 hingga saat ini. Bahkan beberapa perokok mengaku bahwa mereka menggunakan vape untuk mengurangi konsumsi nikotin.

Harga vaporizer atau alat untuk nge-vape beragam, mulai dari Rp 500 ribu hingga jutaan. Sementara itu liquid-nya berkisar mulai dari Rp 120 ribuan.

Untuk penggunaan normal, liquid akan habis kurang lebih dalam dua pekan. Jadi dalam sebulan bisa keluar uang sekitar Rp 240 ribu. Setahun bisa Rp 2,88 juta. Itu hanya untuk liquid-nya saja. Belum kalau mesti ganti vaporizer.

4. Obsesi membentuk tubuh

Peduli dengan bentuk tubuh itu bagus, tapi kalau obsesi punya tubuh sempurna? Ini bisa bikin keuangan Anda merana. Contohnya terlalu rajin latihan di gym karena terobsesi punya badan mirip Ade Rai, padahal aktivitas sehari-harinya hanya kerja kantoran.

Belum lagi keluar uang untuk beli suplemen otot. Suplemen-suplemen itu jelas bukan barang murah. Harga susunya berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Tablet asam amino Rp 500 ribuan, pembakar lemak pun sama harganya.

Sah-sah saja jika punya cita-cita badan berotot, namun tak perlu sampai membeli suplemen yang harganya selangit. Anda bisa akali dengan makan sehat atau rajin konsumsi putih telur. Badan ideal, kantong pun aman.

5. Sering delivery makanan

Teknologi memang makin canggih. Dulu, urusan delivery atau pesan makan hanya bisa lewat telepon. Sekarang pakai ponsel pun bisa, pilihan restorannya juga makin banyak. Jadi tak perlu repot keluar kantor untuk cari makan siang.

Namun, tunggu dulu, semua yang namanya delivery pasti ada ongkos kirimnya. Belum lagi kadang kita juga harus memberikan tips kepada pengantar.

Sesekali delivery mungkin tidak masalah kalau memang sedang malas keluar atau tidak sempat beli makan sendiri. Tapi kalau tiap makan delivery, ujung-ujungnya tanpa sadar kita pun bisa keluar ongkos kirim makanan yang jumlahnya setara dengan ongkos sekali makan. Sayang, kan?

Kalau sudah tahu gaya hidup seperti apa yang bisa menggerogoti kantong dalam jangka panjang, kini saatnya berubah agar kondisi finansial Anda stabil di hari tua mendatang. 
 

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.