Sukses

Mengejutkan, Ratusan Ton Makanan Terbuang Sia-Sia Saat Ramadan

Ramadan yang harusnya menjadi bulan pengendalian diri justru berubah menjadi bulan pemborosan.

Liputan6.com, Jakarta Ramadan yang harusnya menjadi bulan pengendalian diri justru kerap berubah menjadi bulan pemborosan. Di negara-negara Arab misalnya, sejumlah limbah makanan tercatat terus meningkat secara substansial selama Ramadan. Ramadan kini cenderung menjadi “festival kuliner”.

Data yang dilansir dari situs Ecomena, Rabu (31/5/2017), menunjukkan, sekitar 15-25 persen dari semua makanan yang dibeli atau disiapkan selama Ramadan akan berakhir di tempat sampah, bahkan sebelum makanan tersebut dikonsumsi.

Di Bahrain misalnya, lebih dari 300 ton per hari limbah makanan organik dihasilkan dari limbah rumah tangga atau sekitar 11 persen dari jumlah sampah kota. Jumlah sampah yang besar tersebut menjadi limbah rumah tangga yang dikumpulkan dan diangkut untuk kemudian dibuang begitu saja ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Asker, atau sekitar 25 kilometer dari pusat kota.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Selama Ramadan, orang cenderung membeli lebih banyak daripada kebutuhan normal di hari biasa. Selain untuk dikonsumsi sendiri, stok makanan juga digunakan untuk menjamu tamu. Dari kebiasaan menimbun makanan inilah, terkadang orang lupa dengan batas kedaluwarsa, sehingga akhirnya makanan yang sudah dibeli terbuang begitu saja, bahkan sebelum dikonsumsi.

Faktor lain adalah kecenderungan meningkatnya konsumsi makanan selama Ramadan. Banyak orang masih menganggap, Ramadan hanyalah memindahkan waktu jam makan dari siang menjadi malam. Alhasil berbuka kerap menjadi ajang balas dendam untuk makan sebanyak-banyaknya. Maka tak heran jika banyak makanan tidak sempat termakan saat waktu berbuka.

Orang-orang berduit yang bersimpati dengan menyumbang makanan untuk amal juga menjadi salah satu faktor lain. Banyaknya orang yang menyumbang makanan pada satu yayasan yang sama misalnya, membuat makanan tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal, yang pada akhirnya membuat makanan hanya menjadi sampah.

Jika beberapa faktor tersebut terjadi di negara-negara Timur Tengah, bagaimana di daerah Anda?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.