Sukses

Destinasi Wisata Kampung Kopi di Lereng Gunung Ijen Banyuwangi

Desa Telemung menjadi satu dari 10 desa wisata di Banyuwangi berupa Kampung Kopi di lereng Gunung Ijeng, Banyuwangi

Liputan6.com, Jakarta Banyuwangi memiliki 10 desa wisata yang berbasis potensi lokal, salah satunya adalah Desa Telemung, Kecamatan Kalipuro. Telemung kini terus dikembangkan menjadi sebuah destinasi desa wisata berupa Kampung Kopi.

Ya, Banyuwangi merupakan daerah penghasil kopi, salah satu pusatnya di Desa Telemung yang terletak di lereng Pegunungan Ijen, Banyuwangi. Luas wilayahnya mencapai 550 hektare. Dari luas tersebut, sekitar 330 hektare menjadi perkebunan kopi rakyat.

Untuk menuju Desa Telemung, para pengunjung akan menikmati jalanan yang berliku dan menanjak khas pegunungan dengan dikelilingi kebun kopi. Saat musim kopi tiba, di depan setiap rumah akan terhampar kopi yang dijemur dan menimbulkan aroma khas tersendiri bagi siapa saja yang melintasi kawasan tersebut.

Di desa ini juga terdapat Omah Kopi. Rumah bergaya Suku Using itu, menjadi sentra pembuatan kopi rakyat. Tidak hanya pembuatan kopi, di sekitarnya juga terdapat pembuatan gula merah dan kopiah dari anyaman bambu.

Maklum saja, Telemung tidak hanya menghasilkan kopi, namun juga memiliki potensi lainnya seperti aren (gula merah), hingga kopiah dari anyaman bambu. Sehingga selain bisa menikmati kopi rakyat, pengunjung juga bisa membeli oleh-oleh serbuk gula merah serta kerajinan anyaman bambu terutama kopiah.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pun tertarik untuk mengembangkan desa wisata ini. Bahkan Anas berniat menggerakkan warga desa Telemung untuk mengembangkan potensi kopinya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berkunjung ke destinasi wisata Kampung Kopi di Lereng Gunung Ijen Banyuwangi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

"Omah Kopi ini bisa menjadi house-nya. Lama-lama nantinya usaha-usaha rakyat di sekitar bisa ikut tumbuh," tutur Anas dalam keterangan tertulis yang diterima liputan6.com, Sabtu (27/5/2017).

Menurut Anas, hal ini bisa menjadi potensi besar untuk meningkatkan perekonomian warga Telemung. Anas pun menyarankan warga agar kopi tak lagi dijual bijian pada pedagang. Kopi rakyat bisa diolah dan disangrai sendiri, lalu dijual dalam bentuk kemasan yang menarik.

"Kalau cara menyangrainya benar, kopi itu akan memiliki nilai lebih. Apalagi warga Telemung mayoritas memiliki kebun kopi sendiri," kata Anas.

Meningkatkan kualitas pengolahan kopi di Telemung, Anas juga meminta mendatangkan ahli kopi untuk mengajarkan ilmunya di sekolah-sekolah. Mulai dari bagaimana memetik, memilih, menjemur, hingga menyangrai kopi. Untuk awal, guru-gurunya terlebih dahulu yang dilatih. Setelah itu, guru mengajarkan pada siswanya.

"Ini bisa menjadi ekstrakurikuler untuk anak-anak di sekolah. Kalau hanya melatih orangtuanya saja, tidak ada kaderisasi pada anak-anak. Dengan cara ini, Telemung bisa menjadi kampung kopi," ucap Anas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini