Sukses

Tidak Ada Kata Terlambat untuk Mengejar Karier

Tak perlu minder jika terlambat memulai karier. Terapkan saja 6 hal ini.

Liputan6.com, Jakarta Meski sudah berusaha, kadang keterlambatan tak bisa dihindari. Termasuk terlambat mengejar karier. Penyebabnya bisa bermacam-macam, bukan hanya rasa malas. Bisa jadi kita terlambat menyadari minat dan bakat yang dimiliki. Atau baru sadar kalau selama ini melakoni pekerjaan di industri yang tidak disukai atau dirasa kurang cocok.

Kalau sudah begini, mencoba bidang pekerjaan baru dari level bawah mau tak mau harus dilakukan. Daripada terus bergelut di pekerjaan yang dijalani dengan ogah-ogahan, lebih baik terlambat memulai profesi yang benar-benar kita sukai.

Orang yang terlambar memulai karier juga belum tentu kalah dibanding mereka yang lebih dulu masuk dunia kerja. Bahkan dengan level di bawah ketika masuk kerja pun, kita bisa lebih unggul dibanding mereka.

Faktanya, orang yang lebih dulu berkarier tidak selalu lebih sukses. Bahkan bukan tak mungkin si junior melesat melewati karier sang senior.
Kuncinya ada pada mental pekerja. Jika telat berkarier lalu minder, maka jangan harap bisa mencatat prestasi.

Seperti dikutip dari DuitPintar.com, terdapat 6 mental pekerja yang perlu diterapkan agar tak kalah bersaing walaupun telat berkarier:

1. Saya pasti bisa
Tekankan kata-kata motivasi itu dalam hidup. Jangan menyerah sebelum bertanding. Malah, ganjalan dalam karier seharusnya bisa diolah menjadi batu pijakan untuk melompat lebih tinggi.

Motivasi pantang menyerah ini penting agar kita selalu punya semangat maju dalam berkarier. Tanpa semangat, kerja pasti akan asal-asalan. Mana mungkin bisa sukses kalau sudah tidak niat bekerja.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Tetap profesional

Meski atasan lebih muda, kita tidak bisa lantas meremehkannya. Tak peduli budaya kita menjunjung tinggi rasa hormat kepada mereka yang lebih tua.

Di dunia kerja, usia bukanlah penentu level seseorang. Kapasitaslah yang menentukan siapa yang layak dihormati dan dijadikan tuntunan. Makanya, kita harus tetap bersikap profesional jika mendapatkan bos yang lebih muda.
Misalnya dengan tetap memanggilnya “Pak” atau “Bu”, bukan sebut nama. Yang juga penting adalah bersikap profesional ketika mengerjakan tugas, misalnya selalu tepat waktu dan bisa bekerja sama dengan yang lain.

3. Buang rasa minder
Walau telat berkarier, apalagi bos lebih muda, kita semestinya tidak minder di tempat kerja. Bersikap biasa saja, anggap semua orang di sana setara.

Rasa minder bisa membuat orang jauh dari keberhasilan. Sebaliknya, kepercayaan diri akan mendorong kita lebih giat bekerja, tak peduli orang di sekitar lebih tua atau lebih muda.

4. Lebih ulet
Lantaran terbilang telat berkarier ketimbang yang lain, kita sebaiknya lebih ulet dalam bekerja. Salah satu caranya, rela bekerja lebih daripada pegawai lain.

Misalnya jam kerja 08.00-05.00, bolehlah kita pulang lebih lambat untuk mengerjakan tugas. Usaha yang lebih keras ini niscaya membawa kita lebih dekat ke level pekerja lain yang lebih dulu berkarya, atau justru melewati mereka.

Namun patokan utamanya bukanlah jam pulang kerja lebih lambat. Bila bisa menyelesaikan pekerjaan sebelum jam kerja usai, malah lebih bagus. Tinggal disambung dengan tugas lainnya sesuai dengan arahan bos. Atau bisa juga melakukan hal lain untuk mengasah kemampuan, misalnya mengambil kursus online atau baca-baca artikel yang menambah ilmu di Internet.

3 dari 3 halaman

5. Mau angkat tangan

Sebagai orang baru, tidak ada salahnya kita banyak bertanya dan memberi masukan di lingkungan kerja. Sikap proaktif seperti itu malah membuat kita lebih banyak tahu.
Hanya, bukan berarti segala hal mesti ditanyakan. Itu malah membuat kita tampak tidak mampu mandiri.

Proaktiflah ketika sedang dalam diskusi atau rapat. Tanyakan hal yang belum kita mengerti, sekaligus sumbangkan ide kepada perusahaan.

6. Buka hati dan kepala
Memang, akan susah rasanya menerima kritik dan saran dari mereka yang lebih muda. Tapi ingat, kita adalah “junior” bagi mereka di lingkungan kerja.

Turunkan ego dan hindari sikap kerasa kepala ketika mendapat kritik yang membangun. Meski rekan kerja jauh lebih muda, kritik itu tetaplah layak didengarkan dan dipertimbangkan. Lihat apa pesannya, bukan siapa yang menyampaikan pesan itu.

Kapan Anda mulai meniti karier bukanlah penghalang menuju kesuksesan. Namun jalan menuju ke sana bisa jadi lebih berliku, tidak ada yang Tidak mungkin kalau kita mau mencoba.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.