Sukses

Ini Amunisi Kemenpar Untuk Arabian Travel Market 2017

Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia, dijadikan senjata pamungkas untuk menjual paket perjalanan wisata.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama industri pariwisata nasional siap-siap menggeber penjualan pariwisata Indonesia di Arabian Travel Market (ATM), 24-27 April 2017 mendatang. Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia, Maret silam, dijadikan senjata pamungkas untuk menjual paket perjalanan wisata ke Indonesia. Menpar Arief Yahya menyebut Raja Salman Route.

Tahun ini, adalah partisipasi ke-15 Indonesia di acara tersebut. Dan seperti biasanya, Wonderful Indonesia tak ingin absen di pasar turisme terbesar di Jazirah Arab itu. Di ATM 2017 nanti, kementerian yang diremote Arief Yahya itu akan menggandeng sekitar 50 industri pariwisata meliputi operator tour, restoran, dan hotel. Misi mereka sama. Semua akan menjual produk destinasi pariwisata Indonesia secara terintegrasi kepada calon wisatawan Timur Tengah.

"Keuntungan paling signifikan dengan berpartisipasi dalam ATM adalah kita bisa membangun jaringan dengan berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam industri pariwisata global. Apalagi setelah kedatangan Raja Salman beberapa waktu lalu, Kesempatan ini membantu kita menerima umpan balik dan bertukar market selain dari penawaran pertemuan B2B," ujar Deputi Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana didampingi Asisten Deputi Promosi Pariwisata Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya, Jumat (7/4).

Menurut Pitana, berpartisipasi di ATM tahun ini akan lebih mudah menjerat pangsa pasar wisata kawasan Timur Tengah sangat besar. Dirinya optimistis akan banyak yang menyoroti stand Indonesia berkat kunjungan Raja Salman yang menjadi viral di Timur Tengah. Apalagi cerita soal penambahan jumlah hari di Bali itu.

"Kedatangan Raja Salman kemarin itu sudah menjadi viral di mana-mana. Kami akan manfaatkan ini untuk menjual paket wisata King Salman Route. Pasar Timur Tengah masih besar dan pengeluaran mereka di atas rata-rata. Umumnya, durasi plesiran wisatawan Timur Tengah 8,5 hari dengan pengeluaran rata-rata per pengunjung USD 1.190,” jelas Pitana.

Saat ini, Indonesia tengah berupaya mengejar raihan Malaysia yang sukses mendatangkan 300.000 wisatawan Timur Tengah dan Thailand mendatangkan 800.000 wisatawan Timur Tengah. Menurut Nia, wisatawan asal Timur Tengah sangat berpotensi mengisi target pertumbuhan wisatawan 12 persen per tahun dan 20 juta pengunjung pada tahun 2019.

"Kami optimistis bisa mencapai target tersebut. Apalagi, Kementerian Pariwisata fokus pada promosi alam, bahari, budaya, kuliner dan buatan manusia. Dan itu semua sangat disukai wisatawan Timur Tengah," ungkap Pitana.

Nia Niscaya menambahkan, Kemenpar sudah membuktikannya di pasar Tiongkok. Setelah gencar berpromosi di sana, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan Tiongkok sangat signifikan. Bila promosi di kawasan Timur Tengah juga digencarkan, hal yang sama bisa terjadi juga.

"Di Dubai nanti, kami membidik wisatawan keluarga dari Timur Tengah yang bisa berlibur dua hingga tiga minggu selama musim panas. Biasanya mereka mengajak seluruh anggota keluarga," kata Nia.

Kebetulan, pekerjaan fundamental Menpar Arief Yahya soal branding dan advertise sudah tuntas di 2016. Di 2017 ini, menteri asal Banyuwangi tegas membidik selling! Mengejar target Presiden Joko Widodo yang mematok di angka 20 juta di 2019, yang dimulai dengan 15 juta di 2017.

"Bisa dengan meet buyer dan seller, bisa dengan table top, lalu memikirkan insentif untuk mendatangkan wisman lebih banyak ke Indonesia. Ketemu whole seller, negosiasi dengan pelaku-pelaku besar, jalankan dengan optimal untuk membawa wisman lebih banyak ke tanah air,” kata Menpar Arief Yahya.

Khusus untuk pasar Arab ini, Menpar Arief mengingatkan agar perkuat jualan wisata destinasi yang sudah didesain untuk mengembangkan paket wisata halal seperti Lombok, NTB dan Aceh.

"Indonesia makin nge-hits di mata masyarakat Arab dan Timur Tengah. Ada liputan khusus seputar kedatangan Raja Salman di Arab News, lengkap dengan galeri fotonya. Efeknya pasti dahsyat. Wonderful Indonesia jadi makin lebih dikenal dunia, khususnya di Timur Tengah," katanya.

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.