Sukses

Daging Diawetkan Bersama Mi Instan, Apakah Aman?

Seringkali mi instan terasa kurang bila dimakan sendirian, sehingga ada pula varian mi yang menambahkan daging asli. Apakah aman dikonsumsi?

Liputan6.com, Jakarta Rasa mi instan memang relatif enak, tak heran banyak orang menyukainya. Bahkan sejumlah mi instan asal Indonesia juga mendapat predikat mi terenak.

Namun makan mi saja kadang terasa kurang jika dinikmati sendiri. Maka tak jarang orang menambahkan telur atau daging saat memasaknya. Hal ini kemudian dikembangkan oleh perusahaan mi untuk mengemas mi instan dengan daging atau telur asli.

Daging dan telur diketahui adalah makanan mudah basi. Sementara mi instan cenderung awet dengan waktu penyimpanan panjang. Lantas ketika keduanya disatukan dalam satu kemasan, apakah makanan itu aman dikonsumsi?

 Profesor Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor Purwiyatno Hariyadi mengatakan, daging masuk ke kategori yang sangat bergizi, sehingga baik mikroorganisme maupun manusia menyukainya. Daging juga memiliki pH sekitar 4,6 dan kandungan air sangat tinggi.

"Dua faktor itu mengakibatkan daging mudah ditumbuhi mikro organisme sehingga gampang basi," ujar Purwiyatno di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Namun ada teknologi pengemasan makanan yang dinamakan teknologi retort dalam industri produk makan konsumen mudah saji. Teknologi retort adalah teknologi yang digunakan dalam pengolahan pangan dengan prinsip pengemasan secara kedap dan dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu tinggi.

Prinsip utama dalam proses pengawetan pangan dengan teknologi retort adalah untuk membunuh mikrooraganisme -baik mikroorganisme pembusuk maupun mikroorganisme penyebab penyakit, sehingga diperoleh produk pangan yang aman dan sekaligus awet, bisa disimpan pada suhu kamar, tanpa lemari es, walaupun tanpa bahan pengawet.

Dengan melakukan optimasi suhu dan waktu pemanasan yang tepat, teknologi retort dapat menghasilkan produk pangan yang awet dan aman, dan sekaligus mempertahankan mutu citarasa dan nilai gizi dengan baik.

"Produk steril hasil proses retort ini akan tetap awet dan aman dikonsumsi selama tidak terjadi kerusakan pada kemasannya,” tuturnya.

Sementara mi instan diawetkan dengan cara lain, yakni dikeringkan. Sehingga keduanya pun aman disimpan dalam satu kemasan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.