Sukses

Benarkah Bahagia Lebih Tergantung pada Cinta dan Bukan Uang?

Jika Anda masih berpikir bahwa kebahagiaan tergantung pada uang, berikut adalah fakta yang membuktikan Anda salah.

Liputan6.com, Jakarta Apakah Anda masih menjadi salah satu orang yang beranggapan bahwa kebahagiaan bisa dibeli dengan uang? Jika iya, sebuah fakta baru dan menarik baru saja membuktikan bahwa Anda salah.

Dilansir dari womansday.com, Selasa (3/1/2017), sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh London School of Economics memeriksa beberapa faktor yang cenderung berkontribusi terhadap kebahagiaan seseorang.
Penelitian ini dilakukan dengan survei terhadap 200.000 orang di Inggris dan seluruh dunia yang mengalami depresi akibat hubungan yang gagal.

Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa berada di dalam sebuah hubungan penuh kasih memiliki dampak lebih besar pada kebahagiaan seseorang, sedangkan kenaikan gaji menjadi salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan kesejahteraan.

Pada skala 1 sampai 10, kenaikan gaji sebanyak 2 kali lipat hanya bisa menaikkan kebahagiaan seseorang kurang dari 0,2%. Sebaliknya, memiliki pasangan dapat menaikkan kebahagiaan sebesar 0,6%. Pada orang-orang yang menderita depresi, rasa cemas, dan pengangguran, kebahagiaan meningkat hingga 0,7%.

Profesor Richard Layard, penulis dari penelitian tersebut menyatakan bahwa hasil dari penelitian tersebut menyoroti kebutuhan untuk mengatasi masalah kesehatan mental, bukan menciptakan kekayaan.

"Di masa lalu, masalah di berbagai negara hanya berkisar pada kemiskinan, pengangguran, pendidikan, dan kesehatan fisik. Namun sekarang, kekerasan, alkohol, depresi, dan kecemasan. Inilah yang harus menjadi pusat perhatian," ujar Richard.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.