Sukses

Dari Kuliner, Gubernur Riau Siap Geber Sektor Pariwisata

Pesona pariwisata Riau terus menguatkan tekatnya untuk menyapa dunia.

Liputan6.com, Jakarta Provinsi Riau adalah mantan induk dari pecahan Kepri atau Kepulauan Riau, yang terdiri dari Batam, Bintan, Anambas, Tj Balai Karimun, sampai ke Natuna. Tapi, dari segi pariwisata, Kepri memang lebih banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Kepri sejak awal memang sudah memposisikan sebagai pintu ketiga terbesar (greaters) bagi masuknya wisman ke tanah air, setelah Bali dan Jakarta.

Mantan induknya Riau, kini harus bekerja keras untuk mengejar. Tidak ada kata terlambat untuk sukses. Karena itulah, pesona pariwisata Riau terus menguatkan tekatnya untuk menyapa dunia. Komitmen ini dibekali beragam potensi destinasi wisata yang masih sangat menjanjikan untuk digali dan dikembangkan menjadi salah sektor unggulan daerah.

“Kami serius. Kami sudah berkali-kali mendengarkan presentasi Pak Menpar Arief Yahya, soal core economy bangsa Indonesia ke depan. Minyak dan gas bumi turun, batubara juga ikut turun. Kelapa sawit pun, tiga andalan utama Riau trend-nya terus menurun. Maka Pariwisata menjadi point penting untuk menjemput masa depan,” kata Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman.

Untuk memaksimalkannya, potensi-potensi tersebut mulai dikemas dan dikelola secara apik dan sistematis untuk menarik wisatawan. Baik lokal, nasional hingga internasional. Mereka juga punya Gelombang Bono di Sungai Kampau, salah satu keajaiban dari Indonesia. Di muara sungai itu, ombaknya bisa setinggi 6 meter dan panjang gelombangnya mencapai 300 meter lebih. Peselancar dunia pun berlomba-lomba berseluncur di atas air yang sedikit cokelat karena perpaduan air laut dan sungai itu.

Di Teluk Meranti, Sungai Kampar, Kabupaten Palalawan, Riau itulah fenomena Bono bisa menjadi atraksi alam yang memikat. Terutama yang hobi surfing atau advanture di ombak yang khas itu. Nama Gelombang Bono sendiri semakin popular ketika banyak peselancar Australia yang sudah menjajal ganasnya ombak di sana. Mereka akan bertestimoni yang bisa mempengaruhi kawan-kawannya di Negara originasinya.

Berbekal semangat menggelorakan potensi wisata Riau agar mendunia, beragam inovasi dan kreativitas terus dilakukan. Mulai dari mengemas dan mempromosikan potensi kuliner, pengembangan ekonomi kreatif hingga wisata budaya serta ekowisata yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Langkah konkret tersebut terlihat saat Sabtu (10/12) malam. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Riau menggelar Festival Makanan Melayu atau lebih dikenal dengan Riau Food Melayu Festival 2016. Food Melayu Festival merupakan salah satu kegiatan promosi wisata kuliner di Riau, yang digelar mulai, 10-11 Desember 2016, di Jalan Cut Nyak Dien, Pekanbaru.

Dengan potensi beragam kuliner yang menjanjikan, Riau menyempurnakan kemolekan potensi wisata yang terus menjadi perhatian nasional hingga mancanegara. Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, Riau Melayu Food Festival ini sangat bermanfaat dan juga sejalan dengan program pengembangan wisata oleh Pemerintah Provinsi Riau. Salah satunya wisata kuliner di Riau yang sang sangat beragam dan siap memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke Riau.

‘’Ini adalah langkah inovatif dalam mendukung pengembangan potensi pariwisata. Ini juga sebagai rentetan jalan kita menggali demi menggali potensi pariwisata yang ada. Termasuk wisata kuliner yang ada di Riau,” tutur Gubernur Arsya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini