Sukses

Tim Crisis Center Kemenpar Yakinkan Aceh Normal

Aceh memperoleh World’s Best Airport for Halal Travellers 2016.

Liputan6.com, Jakarta Apa kabar Pariwisata Aceh? Pengumuman World’s Best Halal Tourism Award 2016 dari Abu Dhabi, pukul 21.30 WIB, 7 Desember 2016 itu membawa angin optimisme. Aceh memperoleh World’s Best Airport for Halal Travellers 2016 - Sultan Iskandar Muda, International Airport dan World’s Best Halal Cultural Destination 2016. Dua prestasi dunia yang amat membanggakan, sekaligus menjadi penghibur, tatkala sedang tertimpa musibah gempa bumi di salah satu titik wilayahnya.

Persisnya, di Pidie Jaya, Bireuen, Pidie, sekitar 168 kilometer dari Banda Aceh, ibu kota Nangroe Aceh Darussalam. Rabu pagi, 7 Desember pula, daerah yang lokasinya di tenggara Banda Aceh itu terkena imbas gempa berkekuatan 6,5 SR. Memang lokasinya jauh, dari destinasi wisata di Aceh pula, tetapi Kementerian Pariwisata tetap menurunkan Tim Crisis Center. “Kami sudah mengumpulkan informasi, baik dari data primer maupun secunder, terutama yang terkait dengan pariwisata,” ujar Harry Waluyo, Ketua Tim Crisis Center Kemenpar RI.

Hasilnya? “Sejauh ini untuk top 10 destinasi wisata di Aceh kondisinya aman. Suasana masyarakat, aktivitas keseharian di Banda Aceh juga sudah normal kembali. Kota hanya merasakan getaran saja. Bandara utama Sultan Iskandar Muda juga telah kembali beroperasi kemarin pagi, 8 Desember 2016 tadi setelah dilakukan pengecekan oleh otoritas bandara, semua aman,” kata Harry.

Tinggal di lokasi yang dekat dengan pusat gempa saja, kata Harry Waluyo, yang masih dalam proses evakuasi dan penangan korban pasca gempa. Dari informasi yang dikumpulkan Tim Crisis Center, juga tidak ada potensi tsunami ataupun gempa susulan. “Karena itu, tidak ada tamu hotel yang check out lebih cepat, atau terjadi cancellation bagi yang sudah booking karena kepanikan. Semua sudah normal,” ungkapnya.

Hal itu diperkuat oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Pahlevi. Dia memastikan bahwa situasi benar-benar sudah pulih dari kekhawatiran dan kepanikan. “Karena itu, kami berharap warga dan wisatawan tidak perlu takut dengan ancaman tsunami, karena sejauh ini tidak ada rekomendasi untuk menghindari wisata pantai. Silakan, berwisata di pantai, aman kok. Silakan berwisata ke Aceh,” jelas Reza Pahlevi.

Pemerintah memang makin cepat dan sigap menangani proses evakuasi dan penanganan korban pasca gempa sebesar 6,5 SR itu. Sejak 7 Desember, ketika peristiwa alam itu terjadi, sudah dilakukan gerakan. Bahkan, pagi tadi, 8 Desember 2016, Panglima TNI Gatot Nurmantyo memberangkatkan 218 anggota Satgas kesehatan TNI yang akan diperbantukan untuk menangani korban gempa. Selain itu, Panglima sendiri juga berangkat ke Aceh untuk memantau dan memastikan proses evakuasi korban berjalan lancar.

Sebelumnya dilaporkan, BNPB melaporkan sampai Rabu (7/12) sampai Pukul 17.00 WIB sebanyak 94 orang korban meninggal dunia, korban luka berat sebanyak 128 jiwa, dan korban luka ringan 489 jiwa.

Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk bergerak cepat menangani korban gempa. Sejumlah bantuan untuk korban juga telah didistribusikan. Sementara pelayanan listrik, air dan jaringan komunikasi juga sudah mulai berfungsi kembali. Di tiga daerah yang terkena dampak gempa, Kabupaten Pidie Jaya, Pidie, dan Bireuen Gubernur Aceh telah menetapkan tanggap darurat bencana selama 14 hari, dari 7 Desember hingga 20 Desember.



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini