Sukses

Hubungan Langgeng Namun Kepuasan Seks Rendah?

Sebuah penelitian di Finlandia menemukan bahwa bertahan dalam hubungan cinta jangka panjang menyebabkan rendahnya tingkat kepuasan seks.

Liputan6.com, Jakarta Semua orang tentunya mendambakan hubungan cinta yang bertahan lama, kalau perlu langgeng sampai akhir. Namun, benarkah ini hal yang positif? Ternyata tidak juga. Sebuah penelitian di Finlandia menemukan bahwa bertahan dalam hubungan cinta jangka panjang menyebabkan rendahnya tingkat kepuasan seks, dibandingkan dengan mereka yang melajang atau berganti pasangan setiap beberapa saat. Nah, lho!

Begitu gairah dan ketertarikan seks dengan pasangan surut atau menghilang, butuh kerja keras untuk membuat seks menjadi sesuatu yang bergelora, bukan lagi sekadar rutinitas dan fungsional. Menurut penelitian, sepertiga wanita dewasa mengalami masalah seksual. Masalah ini mengacu pada sulitnya meraih orgasme dan ketiadaan dorongan seksual. Masalah ini makin meningkat seiring wanita bertambah usia, hingga ia mencapai usia 50 tahun.

Peneliti dari University of Turku dan Abo Akademi di Finlandia mengeksplorasi lebih jauh apakah wanita memang mengalami kepuasan seksual dalam hubungan jangka panjang. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai 2173 wanita di tahun 2006, dan pertanyaan yang sama diajukan lagi di tahun 2013. Terungkap bahwa wanita yang melajang selama rentang waktu 7 tahun tersebut ternyata mengalami peningkatan yang signifikan dalam meraih orgasme.

Wanita yang baru saja putus dari hubungan jangka panjang dan menemukan pasangan baru, dilaporkan mengalami peningkatan sedikit. Akan tetapi, wanita yang memiliki pasangan yang sama selama 7 tahun tersebut, tidak menunjukkan peningkatan sama sekali.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian serupa dalam arsip jurnal Sexual Behaviour, yang menemukan bahwa puncak kepuasan seksual adalah memasuki 6 bulan hubungan dan makin menurun setelah melewati satu tahun.

Masalah orgasme pada wanita memang masalah klasik yang telah menjadi objek penelitian selama beberapa dekade. Dalam sebuah penelitian yang pernah dilakukan tahun 1992, misalnya, sebanyak 43,5% pria percaya pasangannya mengalami orgasme saat berhubungan seks, akan tetapi kenyataannya hanya 28,6% wanita yang mendapatkannya. Begitu juga penelitian serupa yang dilakukan di Kanada, menemukan bahwa pasangan dalam pernikahan, punya kecenderungan untuk memalsukan orgasme.

Ficky Yusrini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.