Sukses

Traveling ke Gunung yang Dianggap Suci oleh Tiga Agama

Suka traveling dan pecinta sejarah? Gunung ini perlu masuk dalam daftar kunjungan wisata Anda selanjutnya.

Liputan6.com, Jakarta Anda penyuka kegiatan naik gunung dan penggemar sejarah? Maka Gunung Sinai yang terletak di Mesir di Semenanjung Sinai ini layak masuk daftar tujuan traveling Anda berikutnya. Daerah ini dianggap sebagai daratan yang menghubungkan benua Asia dan Afrika. Gunung Sinai dikenal juga dengan nama Gunung Horeb, Jabal Musa, dan Gunung Musa.

Seperti dikutip dari laman worldatlas.com (Senin, 14/11/2016), gunung ini memiliki ketinggian mencapai 7.497 kaki atau sekitar 2.285 meter di atas permukaan laut. Gunung Sinai memiliki sejarah panjang bagi tiga agama besar di dunia yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Menurut teks yang terdapat dalam kitab-kitab suci tiga agama tersebut, disebutkan bahwa Gunung Sinai adalah tempat Nabi Musa berbicara dengan Tuhan dan menerima wahyu. Peristiwa inilah yang menjadi titik mula Nabi Musa memimpin pengikutnya keluar dari Mesir dan pindah ke Israel.

Di kaki gunung terdapat biara Saint Catherine yang merupakan biara tertua di dunia. Saint Chaterine dibangun pada sekitar tahun 548-565 Sebelum Masehi, dan merupakan bagian dari gereja ortodoks. Biara tersebut kemudian diubah menjadi masjid pada jaman Dinasti Fatimiyah yang memimpin Mesir antara tahun 909 hingga 1171. Saat ini, Saint Catherine telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.

Gunung Sinai telah menjadi tujuan bagi banyak peziarah sejak abad keempat sebelum masehi. Selain peziarah, Gunung yang mempunyai sejarah panjang ini juga menjadi tujuan para turis dari berbagai macam negara. Turis biasanya datang untuk menikmati pemandangan di sekitar gunung sebagai bagian dari tur mengelilingi Mesir.

foto: worldatlas

Peziarah atau turis biasanya mendaki ke puncak gunung ini. Bebatuannya terdiri dari berbagai macam tipe batuan granit dan batuan vulkanik. Waktu yang tepat untuk memulai pendakian adalah pada jam 2 dini hari sehingga memungkinkan para pendaki untuk menyaksikan panorama keindahan matahari terbit.

Ada dua jalur berbeda yang bisa digunakan untuk pendakian. Jalur pertama lebih panjang yang bisa dilalui dengan berjalan kaki atau naik unta. Di ujung jalurnya, pendaki masih harus menaiki 750 anak tangga. Jalur kedua lebih cepat tapi pengunjung harus melalui 3.750 anak tangga, yang biasa disebut sebagai “Tangga Pertobatan”. Disebut demikian karena anak tangga ini konon dibuat oleh seorang biarawan sebagai bentuk pertobatan. Di puncaknya, terdapat sebuah masjid kuno yang dibangun pada abad ke-12 dan juga sebuah kapel yang dibangun pada 1934.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini