Sukses

Cerita Sopir Taksi Online Ini Buat Ketakutan Sepanjang Perjalanan

Kejadian supranatural yang dialami sopir taksi online ini diceritakan kembali pada seorang penumpang dan bikin sepanjang jalan ketakutan

Liputan6.com, Jakarta Bermaksud menunggu kemacetan agar terurai, saya memilih untuk pulang lebih malam. saya baru mengorder taksi online dari kantor pukul 23.00 WIB pada Kamis, malam Jumat.

Saat saya sampai di lobi, mobil kinclong warna putih sudah menunggu. Begitu juga dengan interior di dalamnya masih cling. Baru beli dua bulan lalu kata Hendy, sang sopir taksi online.

Ternyata Hendy baru resign dari sebuah kantor di mana tempat beberapa teman saya bekerja. Obrolan ngalor-ngidul pun mengalir begitu saja.

Hingga akhirnya saya bertanya tentang pengalaman paling tak bisa dilupakan selama menjadi sopir taksi online. Karena merasa ada 'kedekatan' pertemanan, Hendy pun bersedia cerita yang sebenarnya ingin dilupakan dan tak ingin dibagi dengan penumpang.

Kisah Hendy berawal saat ia menjemput seorang tante dan lelaki muda di sebuah kelab malam daerah Senayan, Jakarta Selatan, lewat dinihari. Si perempuan terlihat mabuk berat, sementara pria setengah sadar sambil menjadi navigator.

Terlihat dari spion, sesekali Hendy menangkap mereka tengah bercumbu. Setelah itu ia memilih untuk fokus berbicara tanpa menengok pasangan karena risih.

Meski jalanan lancar, jarak tempuh terasa lama. Hingga akhirnya Hendy memasuki sebuah cluster mewah dengan danau persis di depannya di daerah perbatasan Depok dan Bogor, Jawa Barat.

"Saat perjalanan pulang, saya merasa mobil menjadi berat seperti penuh penumpang. Saya pikir ada masalah sama mesin," jelas Hendy.

"Eh, gimana, Pak, maksudnya?" tanya saya sedikit terkejut.

"Ternyata saya diikutin," jawab Hendy cepat.

"Hah, mobil Bapak diikutin siapa, kok berat?" timpal saya tak kalah cepat.

"Saya juga enggak tahu. Saya jadi enggak bisa ngebut. Dibawa gigi dua saja nggak ada tenaganya," lanjut Hendy.

"Saya sudah niat mau berhenti di daerah Fatmawati, tempat taksi online ngumpul. Sekalian beli air minum," ceritanya tanpa jeda.

"Weits, penumpang full banget, nih. Kena charge enggak bawa orang segitu banyak?" tanya seorang rekannya saat Hendy untuk membeli air sekaligus mengecek mobilnya.

"Pak, jadi diikutin," saya langsung berencana loncat ke kursi samping sopir.

"Tenang, Mbak. Enggak apa-apa," tutur Hendy menenangkan.

Meski kala itu bulu kuduk saya tak berhenti merinding. Saya memutuskan untuk tetap duduk di belakang. Sambil terus membaca doa dalam hati.

"Bapak saat itu enggak iseng, merinding, ngerasain yang aneh-aneh gitu? Terus Bapak lihat penampakannya?" tanya saya bertubi.

"Pas teman saya ngomong gitu, saya bilang mobil itu kosong. Saya dan dia lihat-lihatan, dan saat kami berdua mengarahkan pandangan ke mobil, teman saya melihat sudah kosong," jelas Hendy.

"Memang menurut teman Bapak, wujudnya seperti apa?" lanjut saya yang tetap takut tapi masih penasaran.

"Kepala orang, Mbak. Kan kelihatan dari luar hanya kepala dan setengah badan," jawabnya hati-hati, mungkin takut-takut saya berniat loncat lagi ke kursi depan.

"Setelah itu saya langsung pulang, sholat Tahajud dan mandiin mobilnya, Mbak. Setelah itu udah enggak ada kejadian apa-apa lagi," lanjut Hendy dengan nada menenangkan.

Sementara saya masih memasang kuda-kuda untuk loncat ke depan jika takut-takut 'nyerah' takut sendirian duduk di belakang.

Beruntung saat cerita tamat, genting rumah saya pun sudah terlihat. Berarti saya bisa segera turun.

"Terima kasih ya Pak, bawanya enak, plus dapet cerita serem. Semoga enggak ada kejadian aneh-aneh lagi," pamit saya sambil menutup pintu mobil.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.