Sukses

10 Keluhan Paling Umum dari Para Suami yang Tak Bahagia

Simak 10 keluhan paling umum dari para suami yang tidak bahagia dalam pernikahannya.

Liputan6.com, Jakarta Pernikahan adalah proses pembelajaran tanpa henti dari pasangan suami istri. Dalam usia pernikahan berapa pun, selalu ada hal baru yang Anda ketahui dari pasangan.

Dalam sebuah pernikahan, istri cenderung lebih mampu menyampaikan isi hati secara verbal dibandingkan para suami. Hasilnya, ternyata banyak suami tak bahagia yang memendam perasaannya selama bertahun-tahun menikah. Dilansir dari Redbookmag.com pada Senin (5/9/2016), berikut 10 keluhan paling umum dari para suami yang tidak bahagia dalam pernikahannya.

1. "Saya ingin istri lebih menghargai saya."

Seorang suami menyampaikan perasaannya bahwa ia ingin lebih diberikan kasih sayang dan perhatian saat pulang dari kantor, namun yang ia dapatkan selalu keluhan dari istri akan hal-hal yang lupa ia lakukan atau tidak ia selesaikan dengan baik. Ya, seorang ibu rumah tangga harus menjaga keutuhan rumah dan menjaga anak-anak, namun suami juga menghadapi stres dan tekanan saat bekerja di kantor dan menempuh perjalanan pulang yang melelahkan.

Baik pasangan yang sama-sama bekerja atau menjalankan rumah tangga, keduanya menghadapi frustrasi dan tekanan dari berbagai tanggungjawab yang harus dijalankan setiap hari. Meskipun merupakan reaksi yang wajar, menumpahkan kekesalan pada pasangan saat baru melangkah ke dalam rumah bukan cara yang tepat untuk mendapatkan perhatian dari pasangan. Berikan waktu kepada pasangan untuk menenangkan diri untuk dapat berdiskusi lebih baik tanpa memakai emosi.

2. "Istri tak pernah lagi merencanakan malam kencan berdua."

Para suami merasa bahwa saat masih berkencan, semua terasa lebih menyenangkan dan seru. Namun hal tersebut menghilang setelah masuk dalam pernikahan, karena masing-masing pasangan terikat dengan berbagai tanggung jawab yang tak bisa dilepaskan. Mungkin istri berharap suami yang akan memberikan inisiatif, namun ternyata para suami mengharapkan hal yang sama. 

Menurut para ahli, jika Anda merasa bahwa Anda memerlukan waktu berdua dengan pasangan, Anda sudah berada dalam tahap yang benar. Tak perlu memikirkan siapa yang selalu berinisiatif untuk mengajak berkencan, yang paling penting adalah Anda berdua akan menikmati waktu berdua bersama setelah menjalani hari-hari yang penuh tekanan dan menjalankan tanggung jawab. Jika Anda merasa saatnya berduaan dengan pasangan, jangan ragu-ragu untuk menyampaikannya.

3. "Saya rindu percakapan ringan tentang hidup."

Ternyata banyak suami yang merasa bahwa sejak menikah, percakapan dengan istrinya hanya berkisar tentang anak-anak dan hal-hal yang berkaitan dengan rumah tangga. Percakapan tentang anak-anak memang hal yang penting, namun dapat terasa membosankan jika dilakukan setiap saat. Para ahli menyarankan, setelah anak-anak tidur, cobalah untuk membicarakan hal-hal yang dulu dianggap menarik. Politik, film, apapun yang bisa menjadi percakapan menarik bagi kedua pihak.

4. "Istri tidak lagi romantis."

Saat masih berpacaran, wanita pasti mengidamkan pria yang romantis. Namun pernikahan dapat mengubah segalanya dimana istri tak lagi mementingkan aspek romansa dalam hubungannya dengan suami. Kesibukan dari pekerjaan atau mengurus anak dan rumah tangga mungkin membuat istri tak lagi punya energi maupun waktu untuk hal-hal romantis. Menurut para ahli, penting bagi setiap pasangan untuk meluangkan waktu bersama dan melakukan hal-hal romantis seperti sebelum menikah untuk menjadi 'bumbu' dan menjaga perasaan berbunga-bunga tetap ada.

5. "Istri berubah."

Banyak wanita yang dengan sengaja mengesankan pria dengan perilaku tertentu saat masih berpacaran, namun berubah total setelah menikah. Jika istri merasa harus bersikap tertentu agar dinikahi oleh pasangannya, mungkin ada latar belakang yang membuatnya berperilaku demikian. Diskusi dengan pasangan agar tetap mempertahankan sifat tertentu sangat penting, karena bisa jadi sifat tersebut yang pada awalnya membuat pasangan jatuh cinta pada Anda.

6. "Kita perlu membuat keputusan bersama-sama."

Suami membiarkan istri untuk mengambil semua keputusan seperti dekorasi rumah, menu makan malam dengan pikiran bahwa hal tersebut menyenangkan hati sang istri. Ternyata pada akhirnya, istri justru merasa bahwa suami tidak cukup terlibat dan membiarkannya berpikir sendirian. Jika Anda tidak merasa cukup dengan bantuan yang diberikan pasangan dalam hal mengurus rumah tangga, jangan ragu untuk menyampaikannya. Mungkin ia membiarkan Anda mengurus segala sesuatu karena rasa percaya dan yakin bahwa Anda mampu mengatasi apa pun. Jangan lupa untuk menunjukkan rasa terimakasih setiap pasangan Anda memberikan bantuan, sekecil apa pun.

7. "Saya merasa tidak berada di posisi yang sama dengan istri dalam hal agama."

Dalam sebuah pernikahan, tidak setiap pasangan menjalankan agama atau kepercayaan dengan kualitas yang sama. Saat suami merasa bahwa istri tidak menghormatinya sebagai seorang mitra yang sepadan dalam hal agama, maka pernikahan mana pun tidak akan bahagia. Komunikasi adalah elemen yang sangat penting untuk hal ini, dan coba untuk saling membimbing satu sama lain agar dapat bertumbuh bersama dan saling mengerti.

8. "Kami tak lagi berhubungan seks.. sama sekali."

Hubungan seks yang dilakukan hanya sebagai rutinitas tanpa ada gairah sering terjadi pada pernikahan yang sudah berjalan lama. Jika istri tidak bergairah terhadap suami, makan suami pun akan kehilangan minat untuk berhubungan seks. Yang perlu diingat, situasi intim pasangan harus ditentukan oleh kedua belah pihak. Konseling atau terapi mungkin bisa membantu Anda untuk kembali menghangatkan ranjang. 

9. "Saya merasa sendiri."

Suami selalu diharapkan untuk bisa mengekspresikan perasaannya dengan cara yang sama dengan istri. Namun di sisi lain, istri hampir selalu mengandalkan suami secara emosional saat merasa stres atau tertekan dalam pernikahan. Padahal, suami juga bisa merasakan stres maupun tekanan yang sama, dan juga butuh perhatian. Jangan sampai suami mencari dukungan dari orang lain, dimana seharusnya ia bisa mendapatkannya dari rumah. Setiap pasangan harus saling memberikan perhatian dan dukungan dan juga berkomunikasi secara terbuka jika sedang mengalami masalah dalam hati.

10. "Tidak ada keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga."

Siapa sangka, ternyata suami juga bisa merasakan hal yang biasanya dikeluhkan oleh para istri. Sikap yang passionate dan penuh dedikasi terhadap pekerjaan adalah hal yang positif, namun jangan sampai keluarga Anda terbengkalai dan tidak diperhatikan kebutuhannya. Baik suami maupun istri harus memberikan batasan dalam hal pekerjaan, dan tentukan waktu tertentu dimana hanya pasangan yang mendapatkan perhatian penuh dari Anda, tanpa gangguan apa pun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.