Sukses

Cerita Menarik di Balik Ulos Nyentrik Jokowi dan Ibu Negara

Presiden Jokowi dan istri, Iriana Jokowi, tampil dengan ulos dan headpiece nyentrik dalam Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT).

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara, Iriana Jokowi, hadir dalam perayaan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Wisata di Balige, Tobasa, Sumatera Utara. Dalam rangka perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-71, Presiden dan Ibu Negara hadir dengan mengenakan ulos, pakaian khas adat Batak.

Presiden Jokowi memakai beskap warna hitam dengan ulos Ragidup Sirara dan hiasan kepala nyentrik seperti wig berwarna blonde. Sementara Iriana Jokowi memakai kebaya merah marron dengan ulos bermotif Tum-Tuman. Kedua ulos tersebut dirancang khusus oleh desainer Edward Hutabarat dan memiliki falsafah yang berbeda.

Dari segi etimologi, ulos yang dikenakan Jokowi berasal dari kata ragi dan idup yang bermakna corak yang hidup. Ulos ini diperuntukkan bagi kaum bapak dan sebagai pribadi yang terhormat.

"Secara umum ulos diberikan kepada seorang sebagai tanda penghormatan atau penghargaan kepada pribadi yang diterima dengan baik," ujar Koordinator KKPDT 2016, Jay Wijayanto, yang ditemui Liputan6.com di sela-sela acara, Minggu (21/8/2016).

Ulos yang dikenakan Jokowi bermotif merah menonjol dengan motif garis-garis di bagian tengah yang memisahkan dua bidang putih di kedua ujungnya. "Ulos Presiden sejenis dengan ulos yang sering digunakan Sisingamaraja," katanya.

Sementara ulos yang dikenakan Iriana Jokowi mempunyai makna yang segaris dengan motifnya. Ulos Tum-tuman dengan makna kelembutan dan menyala. Motif ulos ini terbilang langka dan jarang ibu dari suku Batak mengenakannya.

"Jenis ulos yang dikenakan kaum ibu dan wanita adalah Sadum, Mangiring, Surisuri. Ulos itu umumnya dikenakan saat pesta dan didominasi warna-warna feminin," ujar Jay.

Presiden Joko Widoo dan Iriana Jokowi hadir didampingi beberapa menteri, antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Jokowi disambut hangat oleh ribuan masyarakat Batak.

Dalam pidato singkatnya, Jokowi mengimbau kepada suku Batak dari berbagai sub-etnis untuk tetap mengedepankan persatuan. Perbedaan budaya yang ada di kawasan Danau Toba diharapkan menjadi satu persatuan yang saling melengkapi.

"Saya tahu, ada banyak sub-etnis di Batak. Tapi jangan jadikan itu sebagai pemisah, justru harus jadi pemersatu untuk saling melengkapi, demi memajukan Danau Toba menjadi destinasi wisata kelas dunia," ujar Jokowi yang langsung disambut tepuk tangan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini