Sukses

Pasangan Menikah di Dunia Modern Jauh Lebih Sulit, Benarkah?

Benarkah menikah di dunia modern sekarang ini lebih sulit daripada kehidupan pernikahan tradisional? Simak di sini.

Liputan6.com, Jakarta Di satu sisi, kehidupan pernikahan di dunia modern memang jauh lebih besar, mewah, dan menarik dibandingkan dengan pernikahan tradisional.

Begitu juga dengan alasan pernikahan itu sendiri. Anda tidak lagi menikah karena disuruh orang tua, karena pasangan pria adalah orang kaya, atau karena pasangan wanitanya berasal dari keluarga terpandang.

Dilansir dari theindependent.co.uk, Senin (15/8/2016), saat ini, sebagian besar orang memutuskan untuk menikah karena perasaan saling mencintai. Kecuali, Anda belum pernah mendengar bahwa pernikahan di dunia modern ini bisa menjadi sangat sulit.

Benarkah? Bagaimana bisa?

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan dengan Ramith Sethi, seorang penulis buku terlaris dan Esther Perel, terapis pasangan, berbagi pengetahuan mengapa pernikahan bisa menjadi sangat sulit.

"Sebenarnya menikah dengan alasan tertarik dan jatuh cinta dengan seseorang adalah ide yang baru-baru ini muncul. Orang-orang datang dengan romantisme sejak 150 tahun yang lalu, namun tidak pernah menjadikan cinta dan gairah sebagai landasan untuk pernikahan," papar Ramith di awal wawancara.

"Sedangkan pada pernikahan tradisional, orang-orang lebih menginginkan persahabatan, kehidupan keluarga, status sosial, respek, dan dukungan ekonomi," tambah Esther.

Namun, bukan berarti romantisme hilang sepenuhnya dari pernikahan modern, kebanyakan orang hanya menambahkan lebih banyak persyaratan.

Esther menambahkan bahwa cinta dan gairah ini sekarang bertambah dengan tuntutan keahlian dalam berhubungan seksual.
Intinya, semakin Anda berharap pasangan dapat memenuhi semua kebutuhan hidup Anda, akan semakin banyak pula ruang untuk kekecewaan.

Pendapat Esther ini dikuatkan dengan penelitian terbaru yang dilakukan oleh seorang psikolog bernama Eli Finkel. Ia menemukan bahwa harapan dalam pernikahan di dunia modern ini telah berubah drastis sejak dua abad terakhir atau lebih.

Jessica Orwig sebagai penulis dari Business Insider juga melaporkan bahwa sebelum tahun 1850, orang-orang menikah untuk memproduksi makanan, tempat tinggal, dan mencari perlindungan dari kekerasan.
Mulai pertengahan abad ke 19, entah bagaimana, orang-orang telah mulai menikah untuk persahabatan dan cinta.

Sejak tahun 1965, orang-orang melihat pernikahan sebagai pilihan dan mencari pasangan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Hal ini berarti pernikahan yang baik adalah di mana pasangan dapat memenuhi kebutuhan eksistensial masing-masing yang sangat besar. Sedangkan, ketika pasangan tidak dapat memenuhi hal ini, pernikahan tersebut dikategorikan sangat tidak memuaskan.

Apa solusi dari permasalahan ini?
Solusinya adalah jangan kembali pada model pernikahan tradisional, di mana Anda membiarkan orang tua menetapkan pasangan Anda berdasarkan status ekonomi sosialnya.

Selain itu, Anda juga harus melihat sebuah pernikahan di luar dari pemenuhan kebutuhan pribadi. Jika Anda hanya mencari hal ini, maka teman-teman dan hobi Anda juga bisa melakukannya.
Anda dan pasangan dapat saling bersyukur untuk memiliki satu sama lain dan melihat kembali apa yang bisa digunakan dari masing-masing untuk berkembang.

Tidak ada kehidupan pernikahan yang sempurna, namun mengantisipasi isu-isu krusial mungkin dapat membantu Anda di masa depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini