Sukses

12 Tahun Jadi Pengacara, Pria Ini Jajal Jadi Sopir Ojek Online

Memiliki firma hukum dan jadi pengacara selama 12 tahun, Papa Roy memutuskan untuk menjajal jadi ojek online

Liputan6.com, Jakarta Jika kita pengguna jasa ojek online, pasti akan menemui pengendara dari berbagai latar belakang. Beberapa kali di media sosial atau bahkan mendengar sendiri pengakuan dan asal usul atau latar belakang profesi sebenarnya pengendara ketika kita menjadi penumpang.

Ada manajer hotel yang memutuskan keluar dari pekerjaannya lalu banting stir jadi pengemudi Go-Jek. Dan banyak juga driver yang berasal dari kalangan berpendidikan yang bergabung bersama Go-Jek.

Terbaru adalah pengacara bernama Richard Boy Rawung William yang biasa disapa Papi Roy. Pria 47 tahun ini memilili firma hukum sendiri, Rawung's Law Office yang sudah beroperasi selama 12
tahun.

Papi Roy tidak betul-betul meninggalkan profesinya sebagai pengacara. Selama setahun terakhir,
ia baru memakai jaket Go-Jek setelah menyelesaikan aktivitasnya. Daerah opersinya pun tak jauh
dari kantor firma hukumnya, di Kebon Kacang, Jakarta Pusat.

Lantas apa yang membuat Papi Roy tertarik bergabung menjadi driver Go-Jek? Sebab jika hanya
perkara materi, ia tak terlalu ngoyo mendapat penumpang. Per hari biasanya Papi Roy mendapat
tiga sampai lima orang penumpang.

"Saya tergolong Indonesia Freak dan Gojek kan perusahaan Indonesia," ujarnya sambil tersenyum.

Papi Roy merupakan seorang pengacara yang bergabung sebagai driver Gojek

Kecintaan pada tanah air pun dibuktikan Roy yang berikrar tidak akan pernah pergi ke luar
negeri sebelum berhasil mengunjungi seluruh provinsi di Indonesia. "Saat ini saya sudah
menginjakkan kaki di 28 provinsi," lanjut ayah dua anak ini.

Dengan pilihan kerjaan sambilannya sebagai driver Go-Jek, Papi Roy mengaku tak ambil pusing
alias masa bodo dengan omongan orang. "Selama apa yang saya lakukan halal, rasanya tidak
masalah," tegasnya.

Selain mendukung karya anak bangsa, pilihan Papi Roy bergabung bersama ojek online Gojek adalah soal solidaritas yang tinggi di antara sesama. Bukan sekali, dua kali ia merasakan rasa
kebersamaan dan simpati saat tak sedikit orang kerap bersikap acuh tak acuh pada sesama.

"Saya ikut Gerakan Bersih Ranjau Paku yang digagas relawan rutin yang menyapu jalanan dari paku yang sengaja ditebar. Hal itu bikin saya betah," tutup pria berkacamata asal Manado itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.