Sukses

Tak Disangka, Ini Ternyata Alasan di Balik Tradisi Honeymoon

Ternyata, asal muasal tradisi honeymoon tidak seindah yang kita kira.

Liputan6.com, Jakarta Untuk pasangan yang baru menikah, tradisi honeymoon atau bulan madu adalah bagian yang paling dinanti-nanti dari kedua mempelai. Konsep pergi berdua ke perjalanan romantis dengan pasangan, adalah kesenangan yang ingin dirasakan tiap hubungan pernikahan baru. Namun, tahu kah Anda bagaimana asal muasal tradisi bulan madu tersebut?

Seperti dilansir dari Goodhousekeeping.com, Selasa (28/6/2016), tradisi ini awalnya berasal dari Inggris pada abad ke 19. Namun, faktanya bukan sebuah perjalanan romantis seperti yang terjadi sekarang. Melainkan, dimana kedua mempelai pergi bersama, untuk mengunjungi keluarga dan teman yang tidak bisa hadir di dalam acara pernikahan mereka. Namun seiring berjalan waktu, di akhir era 1800-an, konsep bulan madu telah berubah menjadi seperti sekarang.

Sedangkan istilah bulan madu sendiri, berasal dari beberapa teori yang sangat jauh berbeda dari gambaran perjalanan romantis. Teori pertama berasal dari abad kelima, dimana pasangan pengantin baru akan minum mead (minuman alkohol berbasis madu) setelah bulan pertama mereka hidup bersama sebagai pasangan menikah. Mead ini merupakan hadiah dari para tamu, yang dipercaya memiliki efek rangsangan untuk bercinta dan memberikan keturunan.

Teori bulan madu yang kedua ditelusuri dari penulis abad ke-16, Richard Huloet dan Samuel Johnson. Keduanya menyatakan pandangan sedikit skeptis dalam tradisi ini. Richard, menyebut bulan madu sebagai "hony mone". Di tahun 1552, Richard menulis: Hony mone, yaitu dimana sebuah pasangan yang mungkin sangat bahagia sekarang, tapi itu tidak akan berlangsung lama. 

Teori ketiga mengatakan, bahwa kata honeymoon berasal dari kata Nordik 'hjunottsmanathr.' Ini berarti dimana pengantin pria menculik istrinya dan menyembunyikan hingga keluarga wanita berhenti mencarinya. Teori yang sedikit mengerikan bukan?

Belakangan ini, tradisi bulan madu juga mulai berubah. Disebabkan oleh jadwal yang sibuk dan keterbatasan anggaran, banyak pasangan yang menunggu beberapa waktu setelah pernikahan. Mereka menunda bulan madu agar dapat menabung dan merencanakan perjalanan secara lebih maksimal.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.