Sukses

Ini Jurus Anyar Kemenpar Kembangkan Wisata Nasional

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata tidak main-main dalam mengembangkan pariwisata nasional ke pentas dunia. Menteri Pariwisata, Arief Yahya, baru-baru ini dikabarkan sedang berada di Australia untuk mengumpulkan mitra-mitra strategis yang memiliki nama besar di pentas pariwisata dunia. Keberadaan Menteri Arief di Australia untuk melakukan kerjasama dengan Minister for Tourism and International Education and Minister Assisting the Minister for Trade and Investment Australia, Senator the Honorary Richard Colbeck.

Dalam pertemuan di Qantas Chairmans Lounge, Bandara Kingsford Smith, Sydney, Minggu (1/5/2016) waktu setempat, Richard Colbeck sangat antusias dengan paket kerjasama yang ditawarkan Arief Yahya.

"Itu ide yang sangat bagus, kami tertarik dengan gagasan satu paket untuk dua destinasi, Indonesia-Australia," jawab Richard, menanggapi pemikiran Menteri Arief soal pasar Timur Tengah.

Sebelumnya Kementerian Pariwisata juga sudah sepakat untuk menjalin kerjasama dengan Emirates dari Dubai, Uni Emirate Arab (UEA), saat Arabian Travel Market, pekan lalu. Emirates akan membuka rute penerbangan ke Lombok dan Surabaya, setelah Jakarta 14 kali dalam seminggu dan Bali 6 kali seminggu. Emirates juga sangat ingin terbang lagi, menambah slot di Jakarta dan Bali, yang saat ini rata-rata sudah hampir 80 persen terisi.

"Jika Australia tidak berkeberatan, kami akan paketkan originasi Middle East, ke Bali-Lombok, Jakarta, atau Surabaya, connect ke beberapa kota di Australia, seperti Darwin, Perth, Melbourne, Sydney, Adelaide, dan kota mana saja yang diminati," kata Menteri Arief.

Pasar Middle East itu cukup besar. Ada yang menyebut 140 juta outbond dalam setahun. Lebih besar dari mainland China, yang tahun lalu 110 juta outbond. Bedanya, China itu satu negara, kalau Middle East itu banyak negara dan punya regulasi sendiri-sendiri. "Kami mau, kami akan jajaki dan bicarakan dulu, segera kita tindaklanjuti," sahut Richard.

Selain itu, Kementerian Pariwisata juga mengusulkan program single package untuk originasi Tiongkok ke Indonesia-Australia. Richard rupanya juga melirik pasar di Balik Tembok China yang sangat potensial itu. Arief menjelaskan bahwa Indonesia baru mendapatkan 1,2 juta wisman asal Tiongkok, padahal ada 110 juta yang berwisata ke luar Tionglok setiap tahunnya. Jadi baru 1 persen saja yang terbang ke Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.