Sukses

Sosok Kartini dalam Diri Para Perempuan Hebat Indonesia

Dalam acara "Perempuan Hebat Indonesia", para penerima penghargaan akui sosok Kartini sebagai inspirator mereka dalam berkarya.

Liputan6.com, Jakarta Perempuan tak lagi hanya jadi pelengkap, tapi kini sudah memiliki pencapaian besar, baik dalam karir dan sebagai ibu serta istri. Pencapaian tersebut tak lepas dari peran Raden Ajeng Kartini yang dikenal sebagai pahlawan emansipasi dan kesetaraan gender perempuan dengan kaum pria.

Kelemahlembutan yang biasa melekat pada pribadi perempuan, telah jadi kekuatan besar untuk mereka dapat mengaktualisasikan diri. Tak hanya sebagai ibu rumah tangga, mereka pun juga berprestasi di berbagai bidang, seperti polisi, pilot, atlet, desainer, dan lainnya.

Sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras dan perjuangan mereka, pihak Liputan6.com pada Kamis (21/4/2016), di SCTV Tower, Jakarta bertepatan dengan Hari Kartini memberikan penghargaan kepada beberapa perempuan hebat Indonesia. Pemberian penghargaan yang didukung penuh oleh Perusahaan Gas Negara (PGN) ini pun jatuh kepada enam perempuan hebat Indonesia atas peran, prestasi, dan pengaruh di bidangnya masing-masing.

Hadir dalam acara tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, Direktur Program dan Produksi SCTV, Harsiwi Achmad, penyanyi dan pencipta lagu, Titiek Puspa, dan Pengusaha Kosmetik , Martha Tilaar yang juga memberikan penghargaan kepada enam orang perempuan hebat Indonesia berupa produk dan perawatan dari Sari Ayu.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise mengatakan agar wanita Indonesia mendapatkan kesetaraan gender (foto. Helmi Alfandi)

CEO creative director, Cotton Inc, Carline Darjanto

Penerima penghargaan pertama serta produk dan perawatan dari Sari Ayu, merupakan pendiri dari CEO sekaligus Creative Director dari brand CottonInk. Dalam acara penghargaan, Carline Darjanto menceritakan pada 2008 di mana ia bersama sahabatnya, Ria Sarwono, membangun brand CottonInk.

Ia pun menuturkan bahwa Kartini merupakan sosok yang berperan besar mengubah kehidupan perempuan Indonesia.

CEO creative director, Cotton Inc, Carline Darjanto (foto. Carline Darjanto)

"Kartini menginspirasi saya untuk punya peran besar dalam perkembangan perempuan Indonesia dan salah satu mimpi saya membangun usaha ini serta merupakan pencapaian besar," ujar Carline.

Dirinya pun mengaku kaget bisa masuk nominasi dan menang. Selain itu, dalam menjalani usaha, Carline selalu memperhatikan masalah kecil dan ia tak mau otoriter dalam memimpin.

"Hampir semua dari total 55 karyawan sebagian besar perempuan karena punya kemampuan detail lebih baik dari laki-laki," ujar Carline.

Atlet Wushu Indonesia, Juwita Niza Wasni.

Sebagai atlet Wushu di usianya yang baru berusia 20 tahun, Juwita berhasil meraih penghargaan sebagai "Perempuan Hebat Indonesia" serta produk dan perawatan dari Sari Ayul ewat prestasinya mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan mendapat medali emas di ASEAN Games 2014 lalu.

Dalam pidato pembuka, Juwita menyadari bahwa masih sangat jarang peran perempuan yang menekuni olahraga wushu.

Atlet Wushu Indonesia, Juwita Niza Wasni. (foto. Helmi Afandi)

"Saya berharap untuk kedepannya, olahraga ini tak hanya identik dengan pria saja, tetapi turut melibatkan wanita," ujar Juwita

Alasan Juwita Niza memilih jalur olahraga, karena hanya dari bidang itu, ia dapat mengembangkan diri dan meraih tujuannya.

"Semoga di Hari Kartini ini, semua perempuan Indonesia semakin mendapatkan tempat, khususnya di bidang olahraga untuk harumkan nama bangsa," ujar Juwita.


Penyanyi dan filantropis, Alena Wu

Suara merdunya saat mendendangkan lagu-lagu Mandarin, penyanyi sekaligus filantropi, Alena Wu berhasil meraih penghargaan dalam acara "Perempuan Hebat Indonesia" serta produk dan perawatan dari Sari Ayu. Penghargaan tersebut bukan semata-mata hanya karena ia seorang penyanyi, tetapi juga perannya untuk memajukan lingkungan sekitar lewat aksi sosial, khususnya anak-anak jalanan.

 Penyanyi dan filantropis, Alena Wu (foto. Helmi Afandi)

"Penghargaan yang saya terima ini menjadi 'pecut' bagi saya untuk memberi lebih kepada anak-anak jalanan disekitar saya," ujar Alena.

"Tak hanya itu saja, saya juga ingin mengajak para wanita untuk berkarya dan mewujudkan visi serta misi hidupnya sehingga bisa berpengaruh pada lingkungan sekitarnya," ujar Alena.

Ia mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi dalam menjalani aksi sosialnya, sebatas teknis, seperti tempat, preman. Namun, kini kelas belajar yang dibangunnya sejak 2009 bersama rekan-rekan perempuannya bisa diterima masyarakat.

Pilot wanita termuda, Patricia Yora Wenas

Pekerjaan sebagai seorang pilot wanita termuda pada penerbangan komersil pertamanya, membawa Patricia Yora Wenas mendapatkan penghargaan selanjutnya dari "Perempuan Hebat Indonesia". Ia mengucapkan terima kasih kepada pihak Liputan6.com dan Garuda Indonesia atas dukungannya.

Pilot wanita termuda, Patricia Yora Wenas (foto. Helmi Afandi)

"Terima kasih sebesar-besarnya untuk liputan6.com dan Garuda Indonesia yang juga telah menjadi rumah kedua bagi saya dan menginjinkan untuk hadir di acara ini," ujar Patricia yang tertarik menjadi piliot pada usia 17 tahun.

Patricia juga terlibat langsung dan menjadi salah satu penggagas Asosiasi Pilot Wanita Indonesia, mengatakan bahwa penghargaan yang diterimanya ditujukan untuk rekan-rekan sesama pilot wanita. Sejak didirikan Asosiasi Pilot Wanita Indonesia sudah beranggotakan 135 orang dan pada tanggal 21 April 2016 tepat berusia 2 tahun.

"Saya mendedikasikan penghargaan ini untuk para pilot perempuan di Indonesia, serta bagi semua wanita untuk terus berjuang meraih mimpi," ujar Patricia.

Ahli Forensik, AKBP DR. Sumy Hastry Purwanti, dr, DFM. Sp.F

Perempuan asal Semarang ini merupakan Doktor pertama yang fokus menggeluti forensik, yaitu AKBP DR. Sumy Hastry Purwanti, dr, DFM. Sp.F atau akrab disapa dr. Hastry. Bom Bali 1 menjadi penugasan pertamanya sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia untuk mengidentifikasi para korban.

Ahli Forensik, AKBP DR. Sumy Hastry Purwanti, dr, DFM. Sp.F (foto. Helmi Afandi)

Peran dan prestasinya yang luar biasa membuat AKBP DR. Sumy Hastry Purwanti, dr, DFM. Sp.F berhasil meraih penghargaan sebagai "Perempuan Hebat Indonesia". Dalam pidatonya, dr. Hastry mengungkapkan bahwa sebagai wanita harus memiliki dedikasi dan kemajuan yang didapatnya atas dukungan keluarga.

"Saya bisa sampai dalam posisi ini atas dukungan dua orang pria hebat, yaitu bapak dan suami saya," ujar dr. Hastry.


Desainer dan Pemilik brand ETU, Restu Anggraini

Penerima penghargaan terakhir, jatuh kepada Restu Anggraini yang berprofesi sebagai desainer busana muslim dengan brand ETU sebagai "Perempuan Hebat Indonesia". Dalam pidatonya, Restu mengucapkan rasa terima kasih kepada Liputan6.com yang telah memilihnya untuk menerima penghargaan.

Desainer dan Pemilik brand ETU, Restu Anggraini saat terima penghargaan sebagai Perempuan Hebat Indonesia dari ibu Titiek Puspa  (foto Helmi Afandi)

"Saya ucapkan terima kasih kepada Liputan6.com untuk penghargaan yang saya terima," ujar Restu Anggraini.

"Penghargaan ini saya dedikasikan kepada wanita di Indonesia untuk mau hidup lebih bermakna dengan membuka lapangan pekerjaan dan maju bersama," ujar Restu Anggraini.

Restu mengharapkan bahwa busana muslim Indonesia tak hanya sebagai barang ekspor semata ke negara di Timur Tengah, tetapi juga desainernya diakui untuk mengharumkan nama bangsa.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.