Sukses

5 Cara Bebaskan Anak dari Bullying

Orangtua memiliki peran penting untuk membebaskan anak dari kegiatan bullying.

Liputan6.com, Jakarta Keinginan anak memiliki prestasi yang baik di sekolah mungkin ada di benak setiap orangtua. Namun, memastikan anak bebas dari perundungan atau bullying juga sama pentingnya dari memiliki prestasi cemerlang.

Jiwa muda yang masih bergelojak memang membuat anak pada usia sekolah rentan terlibat kegiatan bullying, baik sebagai pelaku maupun korban. Lantas, peran orangtua pun menjadi hal penting untuk mengurangi risiko ini.

Bullying, seberapa pun tingkat keparahannya, dapat menimbulkan trauma pada diri seseorang. Perasaan dipermalukan, ditolak, dan sakit hati mungkin akan diingat selamanya. Maka sebagai orangtua, sebaiknya Anda pun melakukan hal-hal ini untuk menghindari anak Anda dari pertemanan "beracun".

Dikutip dari Telegraph, Sabtu (9/4/2016), setidaknya ada lima cara yang membebaskan anak Anda dari bullying.

1. Cobalah mengerti perasaan mereka
Anak Anda mungkin merasa kesal dan sedih ketika tak diundang ke pesta ulang tahun temannya, tetapi jangan lah katakan itu bukan akhir dari dunia. Sebaliknya, ajak lah mereka berbicara soal perasaannya dan coba lah berempati atas hal itu. Ketika Anda menunjukkan bahwa Anda mengerti perasaannya, maka ia akan lebih percaya diri. Pelan-pelan, Anda bisa mengubah perspektifnya.

2. Jangan katakan kepadanya hal yang seharusnya ia lakukan
Anda mungkin gatal ingin mengucapkan solusi untuk permasalahannya. Tentu saja, karena Anda sudah jauh lebih berpengalaman dibandingkan anak Anda. Namun, hal itu ternyata justru bisa melemahkan anak. Bullying telah membuat anak Anda terkesan lemah, jangan tambahkan dengan mengajarinya. Namun, ajaklah ia berbicara, dengarkan tanpa memberi penilaian. Dengan berbicara, Anda memancing anak untuk mengetahui sendiri solusi dari permasalahannya.

3. Pastikan ia tidak menjadi pelaku bullying
percayalah tidak ada anak yang ingin menjadi pelaku bullying. Mereka hanya ingin lebih unggul daripada teman lainnya. Maka, selalu ajarkan nilai-nilai kebaikan, peduli, iba, dan membela orang lain kepada sang anak.

4. Bantu ia membangun pemikiran internal
Pemikiran internal adalah bagaimana menyikapi naluri. Setiap orang memiliki naluri yang mengatakan apa yang benar atau salah untuknya. Jika anak Anda tidak nyaman dengan sesuatu hal, maka katakan kepadanya tidak apa-apa. Jika ia tidak nyaman dengan sebuah lingkungan, maka ia bisa meninggalkannya kapan saja.

5. Sadarkan pentingnya teman di luar sekolah
Menurut Cary Cooper, profesor psikologi dan kesehatan dari University of Manchester, penting bagi anak-anak untuk memiliki teman di luar sekolah. Entah itu saudara kandungnya sendiri, sepupu, atau teman dari sekolah lain. Hal ini dapat membuka wawasan anak Anda lebih terbuka sehingga dapat meminimalkan masalah di lingkaran pertemanan sekolah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.