Pacaran Online dan Batasan Pornografi

Liputan6.com, Jakarta Majunya perkembangan teknologi saat ini membuat jarak tak lagi berarti. Berkomunikasi dengan keluarga, teman, hingga pacar pun bisa dilakukan dengan mudah melalui bantuan teknologi.

Namun, menurut psikolog anak dan keluarga Ajeng Raviando, menggunakan teknologi dalam berkomunikasi perlu dibatasi. Dalam artian, ada pakem-pakem tertentu yang harus dimengerti saat berkomunikasi dengan seseorang melalui teknologi.

Percakapan, gambar, atau video yang Anda kirimkan bisa saja menyebar. Karena itu, Ajeng mengingatkan supaya setiap orang menjaga diri dari pengambilan foto diri dalam kondisi telanjang.

"Kadang teman atau pacar iseng minta dikirimkan gambar. Misalnya, mereka nanya, kamu lagi apa? Lagi mandi. Ah, nggak percaya ah, foto dulu. Tanpa tahu konsekuensi, kemudian dikirimlah gambar. Padahal itu bisa berbahaya, karena bisa saja menyebar," ujar Ajeng kepada Liputan6.com, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ajeng menceritakan ada banyak kasus public figure yang akhirnya menyesal karena foto telanjang miliknya tersebar. Hal itu pun bisa terjadi kepada Anda bila ceroboh.

"Sekali pun itu adalah teman yang Anda percaya, jangan pernah mau mengambil foto diri dalam keadaan polos," ia menegaskan.

Selain batasan pornografi, Ajeng juga menyarankan untuk tidak menggunakan gawai atau gadget secara berlebihan. Penelitian menunjukkan ada banyak dampak negatif dari hal itu, baik psikis maupun fisik. Baru-baru ini ada banyak orang yang mengalami perubahan fisik, yakni jarinya tidak bisa lagi diluruskan karena terlalu sering menggunakan ponsel.

"Memang sih kalau sudah pegang ponsel suka lupa waktu, tetapi itu memang harus dikurangi untuk mencegah adiksi," kata ibu dua anak ini.